FULL Dugaan Dalang Demo Rusuh hingga Ferry Irwandi Bongkar Data. Siapa di Baliknya? |Rakyat Bersuara

Eh, Mas Aiman, saya banyak ketakutan di dunia ini, tapi dua hal yang saya tidak takuti, mati dan dipenjara. Nah, ketika orang-orang akun-akun ini di diperiksa dan mereka bisa tidak terbukti, saya siap menerima konsekuensinya. Hari ini saya dipenjara juga enggak masalah. Apa salahnya? Satu permintaan maaf tidak akan melukai harga diri seseorang. Betul. Satu perbaikan mungkin menyelamatkan banyak nyawa orang lain. Ngomong RU perampasan aset. Oke, good. Tapi UU perlindungan rumah tangga kita juga perlu diproses. Jangan mudah terprovokasi oleh ajakan-ajakan yang tidak bertanggung jawab yang nantinya akan merugikan kita sendiri dan masyarakat. [Musik] [Musik] sosok yang anaknya tenang, baik, setiap apa yang dia mau itu enggak pernah minta sama orang tua dan bahkan dia punya niat sebelum meninggal itu pengin membahagiakan kedua orang tuanya. Minta maaf kepada seluruh keluarga besar Ojol dan juga masyarakat atas musibah dan peristiwa yang terjadi. pada kepolisian dan pelajaran mengusut tuntas dan secara transparan mengungkap dan menyelidiki tragedi ini. Saya Eko Patrio menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada masyarakat atas keresahan yang timbul akibat perbuatan yang saya lakukan. Kula menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Apa yang terjadi ini mengakibatkan luka yang mendalam di Indonesia. Saya Nava Indria Urbah meminta maaf yang sebesar-besarnya atas setiap perkataan yang keluar dari mulut saya yang menyakiti hati masyarakat Indonesia. Gedung DPR dibakar. Ini ini tindakan-tindakan makar ini. Ini bukan penyampaian aspirasi ya. Semua aparat negara akan selidiki. Siapa yang bertanggung jawab? [Musik] [Musik] [Musik] [Musik] Disiarkan langsung dari studio MNC Conference Hall Start Jakarta. Inilah rakyat bersuara bersama Aiman Bijaksono. [Musik] Ini sekali lagi bukan soal unjuk rasa, tapi ini adalah soal aksi massa yang brutal. Saya garis bahui. Aksi massa yang brutal. Ada pertanyaan, siapa yang berada di baliknya? Presiden Prabos Biarto tadi mengatakan bahwa ada unsur makar alias pengambil alihan kekuasaan oleh pihak-pihak tertentu. Ada juga terorisme dan sempat menyebut juga soal korupsi yang kemudian melawan balik. Ada apa sesungguhnya di balik semua ini, pemirsa? Inilah rakyat bersuara. Saya akan panggilkan. Yang pertama adalah aktivis 98 yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Bung Budiman Sujat Miko. Selamat malam, Bung Budiman. Saya melihat bukan sebagai kepala badan, tapi masih aktivis karena jiwanya tentu masih aktivis. Betul ya? Saya eh saya eh satu tubuh du frame. Oke. Baik. Lalu kita panggilkan Kepala Badan Intellijen Strategis 2011-2013, Laksamana Muda TNI Purnawirawan Suleeman Ponto. Selamat malam Laksana. Pak Suiman sehat selalu. Masih seperti biasa luar biasa semangat. Selamat malam Pak Aiman. Selamat malam Pak Saliman. Silakan. Lama enggak ketemu ya? Sudah lama enggak ketemu. Bertahun-tahun ini. Kemudian ada direktur eksekutif LEMKPI Bung Edi Hasibuan. Selamat malam, Bu Edi. Luar biasa sahabat saya. Silakan. Kemudian saya panggilkan founder Malaka, Bung Feri Irwandi. Apa kabar, Bung Feri? Penampilan perdana di rakyat bersuara. Luar biasa. Terima kasih. Silakan. Mari. Kemudian saya panggilkan ini harusnya datang hari ini tapi kita coba ee hubungi beberapa saat yang lalu tidak bisa ee tidak menjawab, tidak merespon. Ini Bung Haris Azhar pendiri Lokataru yang kita tahu bahwa hari ini ada salah satu direktur yang kemudian ee berurusan dengan hukum. Saya panggilkan kemudian aktivis 98 sekaligus ketua umum Rampai Nusantara Bung Mardiansyah Semar. Selamat malam Maryah. selalu semangat. Siap. Dan juga pengamat politik saya panggilkan Bung Pangi Syarwianiago. Selamat malam Bung Pangi. Bung Ipang. Iya. Iya. Silakan Ipang. Dan juga Ibu Andriani Juita, Ibu dari remaja yang mengembalikan jam tangan milik anggota DPR Ahmad Saroni. Selamat malam Bu Adriani. Baik. Saya langsung ke Bu Andriani. Bu Andriani Juita. Oke ya. Betul Bu Andriani ya. Saya coba putarkan dulu mungkin supaya pemirsa tahu apa yang terjadi dengan Bu Andriani. Tapi mudah-mudahan kan saya sudah minta untuk kemudian putranya ya Bu ya di blur. Kita putarkan dulu bagaimana kemudian situasinya. Jadi, Bu Andriani ini [Musik] jam tangan mewah milik mantan wakil ketua komisi 3 DPR RI Ahmad Sahroni yang sebelumnya diziarah pada Sabtu kemarin telah dikembalikan. Proses pengembalian dilakukan secara mediasi di kediaman orang tua remaja yang diduga mengambil jam tangan mewah itu. Dalam kesempatan ini, ketua RT dan ketua RW setempat mendatangi kediaman orang tua remaja tersebut. Dari pertemuan ini, pihak keluarga menyerahkan kembali jam tangan milik Sahroni yang ditaksir bernilai Rpiliar. Ibu dari remaja yang mengambil jam tangan itu merasa barang belasan miliar itu bukanlah haknya. Oke, kita berikan tepuk tangan dulu. Ini luar biasa loh, Bu. Saya ingin tanya, Ibu tahu itu jam tangan merek RM ya, Bu? Ya, tidak tahu semua. Tidak tahu. Oke. Tahu harganya 11,7 miliar? Tidak tahu. Tidak tahu juga. Saya mau tanya dulu sebelum saya tanya ke putra Ibu ya. Bagaimana ceritanya sampai akhirnya kemudian dikembalikan? Bagi ee cerita Ibu, jaraknya jauh antara rumah Ibu dengan rumahnya Ahmad Saroni tidak terlalu jauh. Berapa meter, Bu? 1 kilo, 2 kilo, 1 kilo. 1 km di Tanjung Periok juga ya? Oke. Bisa ceritakan, Bu? Oke. Dari awal kejadian itu sebenarnya saya sudah mewanti-wanti anak saya yang kedua. Kebetulan ini eksklusif ya, pertama kali Ibu ada di media ya. Betul. Luar biasa. Oke, terima kasih Bu atas kepercayaan di INWS, Bu ya. Terima kasih Mas Aiman eksklusif pertama kali nih. Silakan Bu. Jadi ee awal ceritanya saya juga sudah mewanti-wanti anak saya. Kebetulan memang ee pas saya bilang karena waktu itu memang sudah ada akan demo kan kita dapat berita dari RT setempat bahwa ee kediaman Pak Saroni nanti akan ada demo. Oh, dari RT sudah tahu demo? Demo akan berapa jumlahnya dari siapa enggak tahu itu berapa jam sebelum terjadi penjarahan? T pagi. Pagi artinya sekitar ada di mau orasi aja. Sementara di ee gelanggang itu yang kita dengar warga setempat dengar itu di gelanggang Jakarta Utara. Oke, sebentar. Berarti penjaraan sekitar jam 3.00 sore. Betul ya? Sore. Jam 3.00 sore. Ramai ee warga masa datang dari mana aja itu? Sore. Sore. Betul. Ibu sudah dengar warga tempat sudah dengar dari pagi? Iya. Di hari di hari Minggu itu ya? Di hari Sabtu. Oh, mohon maf eh Sabtu. Betul. Sabtu betul. Oke. Di hari Sabtu. Cuman kita warga setempat ya jaga saling jaga aja. Maksudnya saling mengingatkan jangan ke mana-mana apalagi anak-anak. Anak-anak jangan ke mana-mana. Baik. Terlebih anak saya sendiri lagi main bola sebenarnya. yang lagi main bola. Cuman karena masa berdatangan dan dapat informasi dari RT bahwasanya ada masa nih yang mau bergerak gitu. Terus saya ngasih tahu anak saya sendiri sebenarnya jangan ke mana-mana. Ee kalau ada apa-apa ramai atau apa jangan ikut-ikutan. Asasnya seperti itu. Jangan ikut-ikutan. Pokoknya pulang ke rumah seperti itu. Dan anak ibu ada di rumah terus. Dan tidak, dia lagi main bola sebenarnya pada saat itu sore karena menjelang sore dia lagi main bola di lapangan tempat sekitar di daerah kita juga. Oke, seperti itu. Jauh dengan rumahnya Ahmad Sahron nih? Ee enggak cukup jauh karena memang e sama aja 1 kiloan. Iya. Sekitaran situ. Masih sekitaran situ, Mas. Nah, kebetulan ee sempat saya cari anak saya ee ada di kerumunan itu sempat ketemu saya suruh pulang. Tapi akhirnya saya ya pulang juga karena saya sudah ngelihat terlalu ramai gitu di situ. Saya pulang. Saya dan anak saya pertama juga pulang. Udahlah pulang. Udah terlalu ramai Mas. Apa, Bang? Masa di sini kita pulang aja lah cari aman. Karena rumah kita cuman ngelihat tuh orang terlalu banyak kan. Terlalu banyak yang datang dari mana-mana masa iman. Pada saat itu kita pulang tapi kita juga nyariin anak kita yang kedua karena ke mana nih anak ini? Kok anak ini enggak pulang? Justru gitu. Kenapa jadi adanya di keramaian itu? Ternyata mereka sama teman-temannya, teman-teman main bola pada nontonin. Oke. Ke sana akhirnya. Hm. Kejadiannya ya. Mereka ke sana ke tempat ee Pak Ahmad Sahoni itu yang karena mereka kan mau tahu aja gitu loh, Pak Yan. Mau tahu gitu apa sih yang terjadi gitu. Anak ee namanya anak remaja mau usia SMP usia SM SMP kelas 2 mau umur 14 tahun gitu. Jadi hanya mau tahu kebetulan. Nah, kronologinya terjadinya aku sempat tanya gitu kan. Aku tanya, “Kak, kenapa ini kok kamu bisa menemukan jam ini?” Oke, jadi pada saat terjadi penjarahan, akhirnya terjadi penjarahan itu banyak sekali massa yang mengambil barang dan satu orang itu tidak mengambil satu barang gitu, Bang. Mungkin banyak sekali barang yang saya dapat apa nih, dapat apa gitu kan. Nah, di saat itu dia itu itu jam apa ee barang itu mungkin kayak terjatuh gitu kan karena terlalu ramai. Mungkin bisa dilihat video ramai banyak yang ngambil jam itu jatuh dan dia hanya mengambil itu dapat tasbih dan jam. Dari tasbih dan jam dari mana? Ee kan itu itu terjatuh kayak misalnya ada seorang atau bapak-bapak atau aku juga enggak paham. Dia bilang jadi dia itu bun bawa barang banyak banget jatuh-jatuh saya ambil. Oke. Ada tasbih sama jam tersebut? Tasbih. Iya. Karena dia saya tanya, “Kamu dapat apa, Kak?” Saya tanya, “Kamu dapat apa sebelum saya tahu dia viral?” Karena saya marahin dia itu udah mau waktu magrib. Waktunya mau pulang magrib mau salat. Kakak kok ke mana? Enggak pulang. Itu bawa handphone. Tidak, tidak bawa handphone. Tidak merekam apapun karena habis main bola kan. Oke. Jadi dia main bola terus ke sana sama teman-temannya. Tapi punya handphone punya. Waktu main bola enggak dibawa, taruh di rumah tidak pernah bawa apa-apa. Jadi main bola apa enggak bawa handphone kebetulan. Nah, ee setelah itu ee saya tahu itu saya dinotice sama teman-teman ternyata dia ada viral. Ada yang ternyata setelah saya tahu, saya cari tahu juga ada anak yang bikin vlog yang ee bikin vlog biasa, Pak ramai aja. Mungkin pada saat itu kan banyak sekali yang live yang apa di di Instagram. Jadi dia tanya kepada anak saya, “Eh, lu dapat apa? Dapat apa?” “Dapat jam.” Dinotislah mungkin sama orang-orang yang akhirnya viral sampai viral ini gitu. Ternyata harganya 11 miliar itu yang jadi viral gitu. Dan tahunya kalau itu dibawa oleh anak ibu karena memang dia dia bawa cerita magrib itu selepas magrib. Jadi pas mau magrib dia pulang saya tanya saya tanya kamu ngapain sampai sore? Saya bilang gitu dari tadi dicariin disuruh pulang kenapa tidak mau pulang. Aku bilang gitu enggak ikut-ikutan aja Bun gini-gini terus kamu ngapain? Kamu dapat apa itu aku belum tahu. Aku justru tahu dari tetangga bun coba tanyain si kakak dapat apa gitu kan. Tadi katanya dia bilang tuh dapat jam. H. Coba tanyain. Aku tanya, “Emang benar, Kak dapat apa?” Dia keluarin dapat jam, dapat tasbih. Aku bilang, “Udah kamu pulang mandi dulu deh. Salat dulu deh. Mau magrib masalahnya.” Nah, selepas magrib aku dapat notifikasi ternyata itu udah viral, Pak. Oke, itu yang aku kaget. Nah, itu baru dari situ aku panggil, aku dudukin, aku panggil. Coba ceritakan dulu ke mana kejadian. Dan viral itu kan tahu, W itu harganya 11 miliar ya. Akhirnya tahu akhirnya karena dia ngerasa juga pada saat dia bilang dia saya tanya kamu waktu itu kamu tahu enggak jam itu jam mahal jam mahal tahu berapa ya mahal lah Bun anak segitu ya mungkin jutaan dia bilangnya begitu Pak ya mungkin jutaan Kakak lihat nih maaf nih lihat sosm silakan lihat sosmate aku bilang gitu aku akhirnya ngelihatin di sos kamu viral kayak gini kak ini enggak main-main ini masalahnya uh 11 miliar Pak. Nah, itu dari situ saya koordinasi sama RT. Saya kasih tahu anak saya viral dan RT langsung, “Ya udah kita gimana caranya saya mau kembalikan.” Oke. Kami dari pihak orang tua kita akan kembalikan 11 miliar ibu dengan niat baik Ibu kembalikan panggil RT. Saya lapor RT lapor RW pada malam itu karena dapat informasi juga ee dan memang itu yang seharusnya dilakukan Bu Luar biasa. Sebenarnya saya mau enggak mau mengatakan luar biasa, tapi luar biasa apa yang Ibu lakukan yang seharusnya memang itu dilakukan oleh semua orang. Iya. Karena kita mengembalikan yang bukan miliknya, yang bukan haknya. Betul. Bukan hak kita. Bukan. Itu yang itu yang saya ungkapkan dari dan itu akan ditagih nanti kita percaya agama. Kita akan ditagih nanti di hari kemudian. Betul. Betul, Pak Yaman. Betul. Jadi itu yang saya ketemukan. Jadi ee saya ketemu Pak RT, Pak RW, Pak Lurah, Pak Camat yang memang lagi mengamankan kan. Jadi saya bisa ketemu waktu itu saya sharing, “Bapak, maaf ini saya mau ngembalikan. Memang anak saya salah pada saat itu hanya ikut-ikutan. Bukan memang dia tiba-tiba dia ingin menjara gitu apa barang semua apa dia dapat apa.” Enggak. Dia ikut-ikutan tapi memang dia enggak nyangka juga, Pak Ian, ternyata jam yang dia dapatkan dengan harga fantastis itu dia juga ngerasa pada saat saya tanyain gitu, akhirnya dia viral. Dia diduk diam, “Kak, kenapa?” “Enggak apa-apa, Bun.” “Ya, udah enggak apa-apa, Bunda. Biar bagaimanapun Bunda sama Abinya tetap maju dan meminta maaf. Memang ini memang harus kita pulangkan. Bukan hak kita, kita akan pulangkan, Kak.” He. Kita minta maaf kalau maon memang kamu juga salah. Karena kita sebagai orang tua, saya sudah melarang, “Kakak, jangan ikut-ikutan. Jangan ada di situ.” Ternyata ikut-ikutan juga sama teman-temannya. Karena masa banyak sekali, Pak. Dari yang anak kecil ribuan mungkin ya lumayanlah dilihat dari videonya aja dari anak kecil, dari remaja, dari dewasanya, orang tuanya itu banyak sekali pada saat itu. Dan ada sebagian yang bukan hanya dari warga kita to loh, Pak. Dari mana-mana itu yang ada. Sekarang jamnya di mana, Bu? Sudah kita kembalikan. Kemarin itu saya mengembalikan didampingi ee alhamdulillah Pak Imamudin. Pak Imamudin siapa itu? DPRD, rekanan temannya Pak Sahroni datang ke rumah kami. 1 kali 24 jam itu jam ada di rumah kita, Pak. Dan kita enggak bisa tidur karena itu punya hak orang. Oke. Dan sekarang sudah di sudah diembudin hari Imamudin, Pak. Imamudin. Pak Imamudin itu DPR DKI. Ee dapilnya kebetulan Jakarta Utara juga. Iya. DPRD DKI ya. DPRD ya. DPRD. DKI sudah diberikan kepada yang bersangkutan. I betul. Dan ee yang Ibu tahu kalau yang bersangut memang bisa dipercaya, Pak. Bisa dipercaya dan sahabat dari Betul Bapak Sahroni. Bapak Sahroni. Oke. Baik. Eh, anak Ibu trauma sekarang ee enggak seperti maksudnya trauma banget sih tidak, Pak. Yang beredar itu, mohon maaf dijelaskan sedikit itu kan sempat beredar tuh foto fotonya dia beredar banyak tanpa diblur ya. Tapi dan ada data, data yang beredar maksudnya ada data itu kalau mungkin ada sebagian tahu teman-teman ada data yang beredar itu. Itu ternyata data si anak yang pembuat vlog itu yang itu yang bikin kemarin itu sempat tersebar data pribadi maksudnya. Iya betul. Oh di doxing. Iya tersebar bukan data anak ibu ya. Dan itu memang pas dilihat gitu kan tapi itu disandingkan kan. Jadi anak ini dengan datanya gitu, itu sempat jadi kami sempat down juga sebagai orang tua. I luar biasa gitu. Terlalu wah terlalu banyak berita-berita yang sangat ya. Tapi sampaikan dari ee kami dan juga tentu bangsa Indonesia ini luar biasa ya, bahwa menyadari bahwa itu bukan haknya dan mengembalikan anak Ibu luar biasa. Mungkin ada pertanyaan? Silakan kalau ada pertanyaan. Pak Sulaiman, Bung Pangi tidak ada. Oke, terakhir Bu saya pertanyaan saya ee sudah ketemu dengan siapa, Bu terkait hal ini? Iya. Belum ya, Bu? Ya, belum. Oke. Hanya ketemu Pak Imamudin saja. Hanya ketemu Pak Imamudin. Heeh. Baik, kita berikan tepuk tangan sekali lagi untuk hal yang luar biasa dari Ibu Andriani. Kita kembali saat lagi. Tap bersama kami di Rayat Bersuara. [Musik] kembali di Rat Bersuara. Ee saya terima kasih dan saya juga menyapa rekan-rekan yang kemudian menonton via YouTube. Ini luar biasa. Saya mendengar tadi ada views-nya yang e saat menonton puluhan ribu ya. Bahkan ini melebihi dari eh ijazah, kasus ijazah, isu ijazah ya. Ya, ada Bapak-bapak sekalian. Saya sekarang ke Bung Feri Irwandi. Bung Feri, apa yang bisa Anda sampaikan? Tadi Ibu sudah menyatakan ada penjarahan yang kemudian demonya itu sudah diketahui sejak pagi. Anda punya teori juga soal ini? Oke, selamat malam semuanya. Iya, selamat malam Mas Aiman. Selamat malam Bapak-bapak sekalian. Sebelum saya lebih lanjut, Mas. Silakan. Eh, oke. Afan Kurniawan, Andika Lutfi, Sarinawati, Abay, Saiful Akbar, Rusdam Ardiansyah, Reza Sandi, Ik Julian Junior, dan Sumari. 9 orang korban meninggal dari sejak peristiwa 25 Agustus sampai hari ini. Bapak, Ibu semua, berdasarkan tema yang mau kita bahas sekarang, dalang. Kita bisa membicarakan banyak nama soal dalang nantinya dan seumur hidup pernah nama-nama itu tidak akan bisa kita lupakan. Tapi hari berganti hari orang sudah tidak ingat lagi siapa yang meninggal. Orang tidak ingat lagi luka apa yang ditimbulkan. Dan orang bahkan mungkin tidak peduli lagi dengan keluarga-keluarga yang bersedih saat ini, Teman-teman, Bapak, Ibu semua, sembilan itu sangat banyak, sangat-sangat banyak. Dan semakin bertambah numbernya, maka semakin mudah untuk dilupakan karena sudah jadi statistik. Dan ini nyawa lukanya seumur hidup. Artinya apa? Artinya sebelum ke teori siapa dalang dan lain sebagainya, saya cuma mau mengingatkan Bapak Ibu semua, ada yang mati. Ada yang mati dan lukanya enggak pernah hilang dan mereka mati karena dua hal. Mereka meninggal karena dua hal. Satu, aparat. Kedua, masa gelap. Satu, kita bicara soal aparat. Apa yang terjadi misalnya di Bandung tadi malam? Mungkin Bapak Ibu semua tahu ee rombongan patroli keamanan TNI Porri dilempar molotov yang dibilang di statement itu kelompok Anarko bukan mahasiswa. Terus mereka berlindung manjat pagar secara paksa ke UNISBAH dan UNPAS. Nah, ya kan oke mereka diserang duluan mereka serang balik. Mungkin memang kelompok perusuh memang harus diamankan dan lain sebagainya, tapi mereka kabur ke kampus. Apakah bisa dikejar? Mungkin. Tapi satu hal yang tidak boleh dilakukan sama sekali. Menembakkan gas air mata di lingkungan kampus. Sumari 60 tahun meninggal karena gas air mata. Iya, itu tindakan pengamanan perlu dilakukan. Tapi tindakan menembak gas air mata di mana masih ada dosen di situ, masih ada pekerja di situ, ada pos komedis di situ, ada mahasiswa di situ, apakah bisa dibenarkan? Ini salah satu bentuk nih. Kita enggak mau kita kita kasih benefit of the dita ngomong objeknya. Dan seharusnya ini yang jadi perhatian masyarakat gitu bahwa ada sesuatu yang harus dievaluasi. Ada dibilang ini urusan angin. Berdasarkan data dan statistik yang saya pelajari di jam 00 WIB sampai 0230 WIB. Kecepatan angin di Kota Bandung itu 2 sampai 3 not. dan arah angin ke southwest. Sedangkan posisi UNISBA itu ada di timur utara yang mana supaya teman-teman ingat peluru dari gas air mata di Indonesia. Kalau kalau kita pakai data LPSE-nya Polri, kita cari tahu nih pengadaannya itu peluru yang dipakai diameter harusnya 38, tapi beberapa itu 45 sampai 44. Yang mana partikulan dari sebuah gas air mata itu terlalu berat untuk ditembak angin yang rendah. Jadi kalau alasannya angin tentu sulit dibuktikan secara fisika. Nah, ditambah lagi ada bukti video yang nunjukin memang gas air mata masuk ke dalam kampus. Ini salah satu bentuk nih. Bentuk oh ada nih sebelum kita ngomong dalang lah. Sebelum kita ngomong dalang, ada yang di depan mata yang memang harus kita pikirin, yang emang harus kita tindak setelahnya. Setelah kita ngomong kayak gitu, kedua masa gelap. Dan di sini mungkin ada Bapak, Ibu, maaf Bapak Bapak Ibu sori yang pernah bekerja di kepolisian atau sedang bekerja di kepolisian atau TNI atau di BIN. Saya ingin bertanya juga satu hal. Kita tahu aksi ditenggangi itu dari zaman masbud bahkan atau sebelumnya itu pasti ada. Selalu pasti ada. Dan satu hal yang sangat-sangat membuat kita bertanya-tanya. Satu berita muncul ternyata ditangkap salah satu perusuh aksi provokasi itu pegang saya dengan segala dengan segala resiko saya bicara kayak gini pegang identitas tentara dan sudah dikatakan hoa oleh puspen TNI. Itu yang mau saya tanyakan. Siapa yang harus kita percaya? Polisi atau TNI? TNI bilang hoa polisi. Sedangkan itu kelihatan ditangkap polisi. Dan mungkin bisa dijawab Bapak Ibu semua. Siapa yang harus kita percaya? Polisi. Berita yang polisi nangkap TNI bilang puspmen TNI bilang hoa nah artinya apa? Artinya mengidentifikasi perusuh pun itu bisa siapapun. Benar-benar bisa siapapun. Kita enggak usah ngomong soal teori asing, mafia segala macam. Ada loh, ada loh yang benar-benar harus diberesin sekarang. Mau kalau pemerintah itu berjalan dengan baik, pemerintah itu berjalan dengan sesuai harapan masyarakat, kita enggak perlu takut dengan ancaman-ancaman seperti ini. Tapi masalahnya adalah respon dari pemerintah. Bagaimana kita bisa menemukan solusi yang tepat kalau identifikasinya selalu keliru. Yang dianggap masalah adalah kausalitas. bukan penyebab kenapa semua ini terjadi. Iya. Ee saya saya harus tanyakan ini Bu. Ee kalau seandainya hal seperti ini, Anda ingin menanyakan, Anda tidak mempercayai bahwa ketika ada unjuk rasa maka bisa siapapun menunggangi. Iya. Saya percaya itu bisa terjadi oleh tapi Anda tidak percaya dalam konteks ini dilakukan oleh pihak asing misalnya semu gini secara kalau kita bicara silogisme bukan berarti tidak bisa ya semua pihak bisa tapi semua kemungkinan bisa semua kemungkinan bisa tapi kalau pemerintahnya berjalan dengan baik ini semua enggak akan terjadi. Identify problemnya tuh bukan kausalitas dari situ ya. Kenapa anggota DPR merespon seperti itu? Kenapa aparat represif? Kenapa kebijakan publik seperti ini? Kenapa ketika daya beli sedang menurun, orang-orang sulit mencari pekerjaan, anggota DPR harus naik tunjangan? Kenapa bukan itu yang dibahas gitu loh. Kenapa yang dibahas selalu adik-adik mahasiswa ini? Kenapa selalu dibilang, “Oh, ini aksi-aksi terorisme makan penjahatnya bukan kami, Pak. Penjahatnya bukan kami. Emang kita enggak mau hidup tenang, hidup damai. Banyak orang yang mau kerja.” Betul. E saya sepakat dengan Anda bahwa ee makanya di awal tadi saya katakan ini bukan soal unjuk rasa. unjuk rasa enggak ada masalah, enggak ada masalah, selesai titik gitu ya. Yang peralah adalah aksi massa yang brutal yang kita yakin itu bukan dari pengunjuk rasa. Itu yang kita itu yang kita bahas hari ini. Oke. Siapa mereka? Itu kan pertanyaan ya supaya ini kemudian tidak terulang kembali dan bisa diidentifikasi. Kalau kita bertanya siapa mereka, makanya balik lagi ketika kita melihat semua ini masalah nih, kita ngelihat eleven in the room-nya dulu nih sebelum kita ngomong teori tentu kita sudah bosan dengan semua teori konspirasi dan semua cocoklogi yang ada kan. Setuju enggak teman-teman? Kita melihat fakta di lapangan dulu nih. Makanya makanya ketika kita berpikir dengan benar, berpikir dengan teknokratik, berpikir dengan akademik, tentu identify the problem dulu baru ketemu solusi. Jangan langsung jump to conclusion. Oke, problem ini. Nah, sekarang kita tarik tanggal 25 itu kan gampang. Sekarang BIN sudah punya semua tools-nya. Sekarang pemerintah, pemerintah punya semua tools-nya untuk mencari tahu dari mana sumber api ini mulai. Uh, segitu gampang ya sebenarnya. Kalau memang diniatkan, kalau memang butuh bantuan ya kita lakukan. Kita bantu untuk cari tahu. Oke. Baik. Iya. Kan ada. Oke. Tapi apakah benar diniatkan untuk mencari tahu? We never know. Iya. Jangan terus berpikir ini serangan eksternal. Siapa tahu dari internal. Baik. Arti Anda menyimpulkan bahwa kalau seandain ini mau dibongkar gampang kok. Gampang. Oke, silakan. Iya. Ee pertama kita tentu prihatin ya, ada masyarakat yang jadi korban. Kemudian juga kemarin juga kita sedih juga ada juga kejadian di mana-mana. Kemudian bahkan ada juga rumah yang dijara ya. Dan tentu memang ini akan menjadi peringatan buat kita para instruppeksi di dalam hal bagaimana peristiwa seperti ini terjadi. Tapi yang pasti kalau kita lihat ya tadi ada dua saya bilang ee yang harus dijawab mungkin yang pertama soal gas air mata karena harus dijawab juga bahwa tidak ada angin yang kemudian mengarah ke sana lalu kemudian dikatakan demikian dan tidak boleh kemudian gas air mata ditembakkan ke kampus. Ya. Dan izin pertanyaan paling mandatori yang saya pengin benar jawab. Siapa yang harus kita percaya? TNI bilang hoaks tapi itu ditangkap polisi yang solid juga. Dan yang ketiga soal kalau mau dibongkar semua gampang. Tiga hal itu. Iya. Pertama adalah kalau kita melihat prosedur kepolisian. Saya bicara secara umum, tetapi memang inilah yang dilakukan oleh kepolisian selama ini. Ketika misalnya ada kejadian, ada ee aksi massa, ada tindakan anarkis, maka polisi punya kewajiban untuk mengamankan wilayah itu. Termasuk misalnya menggunakan iya saya kira di berbagai tempat misalnya, tapi memang saya kira memang harus bijak juga polisinya harus bijak. Di dalam hal ini kalau kita lihat adalah enggak kita sepakati dulu termasuk di kampus ketika itu melemparkan gasar mata enggak ada masalah selama itu untuk pengamanan. Kalau kita lihat itu, kita lihat dulu saya tidak tahu persis apakah memang di kampus atau tidak ya, tetapi memang tentu polisi juga punya kewajiban untuk apa memperhatikan situasi ya artinya tidak sembarangan juga itu gas mata dilakukan. Pertama, kalau misalnya kita melihat ada tindakan anarkis, maka polisi punya kewajiban untuk memperingatkan h termasuk misalnya menyampaikan kepada masyarakat kami kepolisian bahwasanya tolong jangan melakukan tindakan anarkis, tolong melakukan apa namanya ya tertib dan sebagainya ya dan itu kewajiban polisi. Ya, ketika itu misalnya tidak ditanggapi kemudian terjadi namanya ada namanya pembakaran, terjadi namanya ada ee pengerusakan, kemudian terjadi namanya penjarahan di kampus misalnya masa polisi enggak bisa masuk gitu kan. Saya kira ya itu yang pertama misalnya bagaimana boleh enggak polisi ke sana? Yang jadi masalah adalah sangat situasi kadang ya quality-ku secara umum adalah kadang-kadang memang ada demo kemudian yang jadi masalah memang mahasiswa datang ke kampusnya untuk berlindung tetapi memang sekali lagi adalah polisi tetap punya kewajiban untuk melakukan oke pendekatan persuasif oke gimanapun karena itu kewajiban dari kewajiban pengamanan polisian yang tadi yang dua soal kartu tadi kartu apa tuh ditemukan tadi jadi polisi menangkap salah satu salah satu aktoraktor yang tersebar di sosial media ya, salah satu aktor perusuh, salah satu dalam kelompok perusuh itu adalah Intel TNI. Nah, direspon ppen TNI, hoak. Pertanyaan saya, masyarakat harus percaya polisi atau TNI? Nah, ini kita harus perlu lakukan padahal mungkin apa karena ini saya bilang nanti iya belum tentu juga ya. Saya kira karena kita tidak 2013 I ya. Makasih. Saya sudah melihat itu bahwa di situ ditulis memang kartu anggotanya itu Bais TNI. Nah, kalau Bais TNI membawa kartu anggota dengan jelas itu memang dia suka berjalan-jalan ke tempat begitu untuk mencari data. Kalau dia ikut operasional gak mungkin dia bawa kartu yang jelas seperti begitu. Sudah pasti semua palsu yang dibawa. Terlalu ya enggak mungkin. dikasih begitu. Kalau kamu ketangkap, kasih tahu saya tentara. Kenapa? Ya dia wajib untuk tahu apa situasi yang sedang terjadi saat ini. Itu wajib. Berarti tentara masuk di dalam kelompok perusuh itu, Pak. Bukan kelompok perusuh. Dia kan ada di mana dia tidak tahu mau perusuh mau bukan. Yang penting dia hadir di tempat itu. Karena kan polisi bilang ditangkap kelompok perusuh. Terserah mau. Jadi balik lagi kita percaya polisi atau tentara nih? Enggak. Ee saya saya bisa saya bisa saya bisa jawab soal itu karena ada wartawan yang juga kemudian ditangkap yang kemudian ee dia pas waktu tidak menggunakan pakaian, tidak menggunakan seragam dinaslah katakan atau terkutip. Kemudian dianggap sebagai perusuh. Jadi begini kita jangan bisa oh ini di apakah semua di antara perusuh itu perusuh? Saya tidak tahu. Saya bukan. Nah itu dia. Makanya dari begitu kita lihat dulu faktanya. Itulah saya kasih tahu, seorang intelijen TNI, intelijen terutama sudah pasti selalu ada di mana-mana. Itu dulu kita pegang. Lalu apakah dia akan ikut serta atau tidak? Nah, mari kita lihat. Kalau dia membawa kartu anggota dengan jelas, artinya dia bertugas untuk mencari data. Apa yang sedang terjadi. Kalau dia sedang operasi tidak akan mungkin bawa kartu KTA. Kalau dia memang di atau ikut perusuk sudah pasti dia tidak akan bawa misal kartu itu. Sudah pasti semua palsu. Jadi tidak mungkin. Jadi kalau dia bilang ya dan dia tidak lari pertama dia tidak lari dia tidak melawan ditangk ya. Oke. Itu apa? memberi signal, “Ya, saya memang tentara, saya memang ada di sini, tapi tapi saya bukan perusuh seperti itu. Saya tidak ikut merusuhkan itu.” Oke. Nah, yang begini-begini ini memang yang harus hati-hati. Kalau yang ada itu terus dipaksain terus misalkan misalkan sudah kasih tahu ini saya tentara dengan seperti itu lalu digebuin. Ah, ini bisa teman-teman yang lain bisa ikut marah semua nanti. Nah, ini nih ini pelajaran yang bagus. sudah dikasih tahu saya tentara saya punya pistol six jelas ditulis di situ penugasan itu apa ya memang untuk memperlihatkan ya intelijen ya tugasnya ada di mana-mana h kalau intelijen tidak ada ya bukan intelijen namanya oke mungkin itu iya berarti balik lagi pertanyaannya jadi polisi salah tangkap ya bukan salah tangkap benar yang ditangkap kan ada oh ada orang yang ditangkap ya benar karena karena dibilang dalam berita itu adalah polisi menangkap perusu yang memprovokasi NASA ternyata punya kartu tentara gitu, Pak. Provokasi massa kartu tentara. Jadi siapa yang salah gini? Saya enggak tahu. Karena pada akhirnya yang jadi korban siapa? Masyarakat lagi. Yang dituduh adik-adik mahasiswa lagi. Justru itu saya bilang ini pelajaran bagi kita bahwa ketika kita menemukan itu dengan situasi saat ini sosmet yang begitu masif, jangan cepat percaya. bisa saja itu yang yang menulis juga di situ langsung di munculkan dengan si botnet itu wet ke mana-mana. Tapi itulah saya kasih tahu kalau intelijen itu di mana dia berada tidak mungkin dia kalau ada sedang bertugas melaksanakan sesuatu itu dengan identitas yang benar. Gak mungkin itu. Itu seluruh dunia itu bukan hanya Indonesia. Tidak mungkin. Tapi kalau dia sedang ke sana hanya sekedar mencari data ingin melihat nanti apalagi tentara dia masuk ke sana satu saat mungkin ada intelligent exchange dengan polisi. Dia ada di antara situ tahu siapa dengan harapan itu tadi kalau ketangkap polisi pun ini loh saya betul-betul bukan ikut di sana. Saya adalah anggota TNI. Bukan TNI saja intelijen. Bukan intelijen saja. BAIS TNI dengan kelengkapan pistol seksawer itu menjelaskan inilah saya betul-betul bertugas. Nah, itu. Nah, ini harus harus tahu. Jadi, jangan begitu muncul kita percaya, “Oh, iya ini ikut tentara ikut perusuh.” lah kalau tentara ikut merusuh ya gak usah lama-lama kalau seperti itu. Jadi itu. Nah, makanya sekarang kesempatan saya menjelaskan bahwa keberadaan Bais TNI di situ itu adalah kewajiban. Kewajiban untuk apa? Nantinya data exchange dengan polisi, Pak. Saya nemukan ini, saya nemukan ini. Mungkin nemukan tadi si Ibu bilang dari pagi kita tahu. Nah, itu menarik. Ada yang janggal. Iya. Tadi kan sudah bilang dari pagi sudah tahu di sana. Nah, pasti si tentara ini sudah tahu kalau dari pagi ke sana ada siapa yang Iya. Pertanyaannya tentu kenapa enggak dijaga? Pertanyaan pertanyaan bukan sudah dari pagi kita tahu sudah pasti kenapa tidak dijaga. Itu pertanyaan selama ini tidak pernah ada orang itu mau datang ke pribadi-pribadi yang selalu yang dijadikan sasaran itu adalah kantor DPR, kantor polisi, tapi ke rumah-rumah pribadi kan belum berada. Tetapi yang menarik, kenapa sudah tahu dari pagi ada? Artinya apa? Di belakang situ ada perencanaan. Hm. Kalau ada perencanaan ada yang merancang. Siapa yang merencanakan? Nah, itu panjang ke belakang. kalau kita bisa mencerna dengan cermat jangan lupaangkir kopi hangat yang nikmat untuk menemani kebersamaan kita rakyat bersuara kami akan kembali saat lagi bersama kami. [Musik] [Musik] Saya langsung berikan kesempatan pada Mas Buniman Sujat Miko ya. Dulu aktivis 98 sering banget demo. Pernah juga ditangkap bahkan sempat di penjara juga ya ditahan nih. Silakan. Sekarang Kepala Badan Pengentasan Kemiskinan Kabinet Merah Putih. Silakan. Ya. Terima kasih Mas Aiman. saya dalam tanda kutip ya menikmati diskusi perdebatan tadi ee dan rasanya cara pandang diungkapkan oleh Feri itu adalah satu cara pandang melihat persoalan dari on the ground di bawah. Tapi untuk persoalan sebesar ini sekompleks ini ada dua cara. Ada etiks view cara pandang itik dan ada eagles view cara pandang elang. cara pandang itik dan pengertian lihat peristiwa besar dari kasus-kasus personal individual tentang korban. Persoalnya sangat individual, emosional tetapi dampaknya sosial. Karena satu nyawa yang hilang adalah satu kedukaan. Kita tidak bisa membayangkan bahwa itu terjadi pada keluarga kita, teman kita, kerabat kita. Sama seperti saya juga pernah mengalami teman-teman saya yang tewas ee kakek saya yang meninggal karena diinterogasi karena saya belum ketangkap kakek saya diinterogasi gerak sasaran jantung meninggal oke. Itu pernah satu itu. Kedua, tadi melompat ke persoalan yang sifatnya lapangan banget tentang kasus satu orang yang ditangkap dengan identitas. Dan kita tadi menyaksikan perdebatan diskusilah antara Pak Pontoh yang melihat intelijen itu harus dilihat dua. Satu, pertama, tugas intelijen menyerap informasi dia harus ada di tengah-tengah lapangan dan untuk melindungi keselamatannya, dia harus tetap membawa identitas karena bisa jadi dia jadi salah tangkap atau intelijen. Itu adalah tugas-tugas yang memang tidak boleh membawa identitas karena ada operasi-operasi kontra intelijen, operasi-operasi sandi Yuda, intelijen perang terutama ya. Oke. Kita sudah melihat dua sisi. Sisi kemanusiaan, sisi personal, dan sisi taktikal lapangan. Tetapi ini persoalan besar. Ini persoalan bukan cuma bisa dari secara personal maupun taktikal lapangan, taktis lapangan. Tapi kita lihat sesuai kita kembali pada khitoh judul ini siapa dalam peristiwa demonstrasi unjuk rasa yang berujung kerusuhan ini bukan peristiwa unik yang terjadi di dunia ini. Ini terjadi di negara lain. Tetapi ini adalah peristiwa kerusuhan unik terbesar pertama dalam sejarah Indonesia modern. Kenapa berbeda dengan periode kami saat kami melakukan demonstrasi? Jelas pimpinannya, jelas visi misinya. Saya dulu bikin PRD dengan teman-teman, bikin manifestonya, bikin tuntutannya, bikin analisa politiknya, bikin analisa ekonominya, bikin analisa sejarah, bahkan bikin analisa geopolitiknya. Sehingga kami menuntut Orde Baru harus berhenti misalnya. sehingga kami menuntut harus ada demokrasi multipartai misalnya ini 98 maksudnya iya zaman kami dulu ya oke jelas pimpinannya jelas logistiknya jelas sekretaris jenderalnya sehingga ada pertanggungjawaban personal sekarang ini. terutama yang terakhir ini kalau kita lihat perkembangannya ini mungkin demonstrasi yang pertama di mana bukan cuma manusia yang bisa mengendalikan, tapi algoritma. Hm. Saya bangk ada enam orang di sini. Feri ada di London, Pak Pontoh ada di Kuala Lumpur. Ya, saya mungkin ada di Manila. Saya bisa kok memerintahkan dengan kanal YouTube, TikTok account, IG atau apapun. Saya bisa memerintahkan menyusun tuntutan-tuntutan yang saya bisa ubah tiap hari. tuntutannya saya sebar lewat kanal-kanal yang menyebar luar biasa berdasarkan algoritma sentimen sosial yang terjadi pada pagi itu. Sudah saya ngomong sama CGPT, bikinkan aku tuntutan slogan sesuai dengan kondisi psikologi politik yang terjadi di Jakarta Jogja Bandung pagi ini untuk bikin yang paling bisa secara emosional mengerahkan dan mengaduk-aduk emosi kurun massa di Jakarta pada jam .00 malam. Sedetail itu ya. CGPT akan bisa menuliskannya ya. Dipsik akan bisa menuliskannya. Sora buka buatkan gua wajah satu menteri sebutkan katakanlah Budiman Sujat Miko, Kepala Badan Percepatan Pengetasan Keman bikinkan aku video yang realistis. Kepala Badan Percepatan Pengatasan Kemiskinan bikin pidato yang membenarkan hidup mewah, sebar dilempar pada crowd, pada kerumunan yang tanpa komunitas aksi, tanpa organisasi. Itulah yang saya sebut from prom engineering to social engineering. Teknologi hari ini, teknologi digital hari ini memungkinkan rekayasa perintah namanya prom engineering untuk CJPT bikin sesuatu, dipsik bikin teks tertentu, Sora atau manus bikin gambar tertentu, from engineering saya merintahkan instruksi detail itu. kemudian disebar lewat kanal yang sekarang kanal itu ada di handphone kantong-kantong kemiskinan, orang-orang susah yang hari ini mungkin handphone tidak terlalu mahal, mereka bisa akses, mereka melihat gaya hidup elit kita yang mewah, yang jam tangannya mahal, yang mungkin mobilnya mahal, yang itu kemudian sangat sangat mudah memacu emosi. Karena itulah sejak awal saya katakan ketika kemarin diwawancara sebenarnya apa yang menjadi sebab umum? Sebab umum dari keras ini, Bapak Presiden memaklumi pernyataan-pernyataan Bapak Presiden menangkap bahwa ada faktor kemiskinan, ada faktor kesenjangan sosial dan Pak Presiden tidak perembatah itu. Dan ekspresi unjuk rasa konstitusional damainya Pak Presiden tidak pernah melarang itu. Dia menjadi berbahaya ketika mulai masuk teknologi dan metodologi menggiring emosi berdasarkan algoritma. Siapa yang pegang? Tidak harus elit. Siapapun dari kita asal kita bisa menguasai namanya prom engineering dan Anda punya banyak followers. Anda tinggal di mana pun, Anda bisa melakukan social engineering dalam hitungan menit. Di tengah pergolakan seperti ini, anybody can create a revolution. Pertanyaan nyatanya, apakah itu ada kemarin? Saya menangkap saya bukan seorang intelijen. Saya menangkap itu ada. Saya itu ada. Kalau akunnya besar kan gampang untuk mendeteksinya. Ee saya tidak perlu menyebut tetapi inti saya mengatakan kita pisahkan. Kita pisahkan dari BEM, kita pisahkan dari serikat buru, kita pisahkan dari organisasi-organisasi yang sudah biasa demo dengan struktur yang jelas. Kita pisahkan itu. Kita pisahkan juga dari tuntutan-tuntutan yang adil. Misalnya soal tunjangan, misalnya tuntutan-tuntutan adil supaya anggota DPR tidak flexing, tidak pamer. Itu tuntut-tuntutan yang adil. tuntutan misalnya untuk segera mengesahkan rancangan undang-undang perampasan aset koruptor itu adil. It’s ok. Enggak ada masalah. Masalahnya adalah sekarang bagaimana kita sebagai satu bangsa yang hari ini kebetulan saya ngomong ini bukan karena saya menterinya. Kalau besok dipecat jadi menteri pun enggak apa-apa. Kebetulan presidennya hari ini lagi getol-getolnya berbicara soal pengatasan kemiskinan lewat sekolah rakyat makam bergizi gratis lewat hilirisasi. Pertanyaannya ketika kita sedang di periode itu, memangnya semua orang bergembira dengan itu? Memangnya semua orang berbahagia dengan itu? PMS semua orang berbahagia ketika pemerintah mengatakan ada 3 juta hektar lahan sawit yang selama ini ilegal dan itu harus disita negara untuk dikembalikan kepada negara yang tidak membayar pajak hingga 1000 triliun. Memangnya ada ada yang memang semua orang bergembira ketika presiden mengatakan ada satu koruptor besar, ada mafia besar yang tidak pernah tersentuh presiden lain. Pak Prabo mengatakan kejar. yang berbahagia pertanyaannya ketika mengatakan apa hubungannya dengan kerusuhan ini? Apakah kita bicara soal teori konspirasi? Sepakat kalau Anda orang cerdas Anda pasti tidak akan suka teori konspirasi karena memang konspirasi tidak untuk diteorikan. Konspirasi itu adalah suatu praktik sehari-hari. Apakah konspirasi itu berdampak luas atau sedikit tergantung anda banyak uang atau tidak. Anda banyak kuasa atau tidak. Nyatanya yang diidentifikasi presiden adalah orang-orang yang punya banyak uang yang tidak tersentu selama ini. Dan ketika orang biasa punya kemampuan prom engineering lewat AI untuk menggerakkan emosi orang berbasis algoritma per hari, per jam, per menit. Ketika orang biasa pun bisa melakukan itu, kira-kira kira-kira saya enggak tahu apakah di jumping atau tidak. Kesimpulan saya kira-kira orang yang sangat kaya raya tidak tersentuh penghasilannya triliunan dengan mafia gas, mafia sawit atau saya sebutkan namanya Reza Khalid. Maksudnya kira-kira kalau ada kekuasaan yang sudah mulai menyentuh enggak ini ini. Nah, ini kan merujuk pada satu orang koruptor dan ee apa namanya? Terduga korupsi, tersanggah korupsi, punya banyak uang bertahun-tahun. Bukti iya tidak ada bukti. Tapi jelas Pak Presiden sedang mengejar itu. Sedang sedang mengejar dia buronan sebagai buronan statusnya. Pertanyaannya, tidak ada bukti hukum? Tidak ada bukti keterribatan. Tetapi kira-kira seorang presiden yang punya eagle view. cara pandang elang dari atas nih yang melihat laporan dari intelijen. Kira-kira ketika dia mengatakan, “Sah aspirasimu untuk memperjuangkan rencangan undang-undang perampasan asek koruptor? Sah aspirasimu untuk menuntut dikuranginya tunjangan untuk DPR? Sah kegiatanmu untuk berdemonstrasi masif sekalipun ke DPR? Bedakan ketika ada kerusuhan yang ada tindakan eksesif dari kepolisian yang itu sudah ditegur juga Mas Biman. Ada tindakan eksesif juga dari perusuh bukan pengunjuk rasa ya. Perusuh masa gelap. Mas, inilah yang menurut saya menurut saya persoalan sebesar ini kita lihat dari persoalan sebab umum sampai sebab khususnya kita persoalan lihat dari sisi kemanusiaan yang itu terlalu mahal, terlalu mulia perjuangannya untuk dikorbankan dengan sekira inilah yang mau kita coba letakkan bersama-sama. Saya kira itu. Makasih. Iya. Saya sepakat. Baik, kita berikan dulu. Saya sepakat bahwa kita enggak bicara soal unjuk rasa, tuntutan dan lain sebagainya. Itu sah dan Pak Prabo enggak bermasalah soal itu. Kita pun juga senang bahwa ada unjuk rasa yang bisa disampaikan dengan adil, dengan damai. Tapi yang kita permasalahkan adalah aksi massa yang brutal, menjara dan sebagainya. Kalau tadi Anda katakan, sampaikan kepada kita semua bagaimana. Kemudian katakanlah saya bicara tadi karena sudah merujuk seorang Reza Khalid bisa mengkonstruksikan semua ini. Enggak usah. Oke. Oke. Ini pas yang disampaikan Pak Budiman tadi. 5 bulan lalu saya ketika dengan Pak Mahfud Siddiq di channelnya beliau, saya sudah ingatkan hati-hati sekarang ada yang namanya sudah Neoortex Warfare. Apa itu? Ya, tadi yang disampaikan Pak Budiman itu bagaimana kita ada di mana-mana bisa dimainkan seperti ini. Ini baru baru main-main apalagi kalau sudah dimainkan dengan serius hancur negeri ini. Itu tadi contoh bagaimana langsung diserang itu korteks. Contohnya tadi Pak Budiman yang nyampaikan. Kalau saya nyampaikan mungkin nanti enggak percaya orang. Saya berani ngomong gitu karena saya 2004 2019 saya ada tim kami kebetulan dia anak Indonesia di Cambridge kebetulan supervisornya itulah yang menemukan Cambridge Analytica dia bercerita betul dan setiap ada 37 negara yang punyaai jadwal pemilu setiap provinsi sampai setiap karsidenanya di 37 negara di setiap karsidenanya sudah terpetakan orang di daerah Banyumas akan lebih suka dan lebih marah kalau dengar isu apa, dengar kata apa, akan lebih bergembira dengan isu apa, dengan kata apa. Dan saya pernah bicara di depan Kapolda-Kapolda saya Indonesia 2019 dari Cambridge Analytica. Teman saya ini karena supervisornya adalah yang buat Cambridge Analytica. Eh, mengatakan itu sekedar ah ini teori konspirasi. Enggak. Oke. Enggak saya percaya soal itu dalam dunia algoritmik hari ini. Iya. Bisa setiap konspirasi bisa berdampak besar. Bahkan untuk orang yang kita anggap tidak berkuasa sekali, apalagi berkuasa dan punya banyak uang. Enggak, sebentar, sebentar, sebentar. Saya mau tanya kita percaya dengan algoritma itu, tapi bagaimana kemudian melogikakan seorang Reza Khalid bisa mengatur semua ini, bisa mengorkestrasikan semua ini? Saya tidak dalam posisi penyidik. Saya bukan tidak dalam posisi, enggak dengan algoritma tadi misalnya saya enggak mengatakan nyebutnya satu nama, tapi saya yang mengatakan saya yang nyebutin enggak apa-apa. Oke. Saya ingin mengatakan begini. Iya, nanti kita itu sesuatu yang dubel meskipun peristiwa bukan peristiwa kerusuhan, peristiwa pemilu. Pemilu kan menggerakkan opini orang bukan untuk rusuh ya untuk menyoblos tertentu. Itu sudah dipraktikkan di 37 negara di du negara. Di Amerika Serikat ada di ya bahkan di Eropa bahkan di Amerika Serikat yang katanya kelas kemenangannya kuat. yang katanya well educated, yang katanya negaranya itu negaranya itu pemenang Nobel terbaik di dunia. Tapi Anda mau doktor, Anda mau apa ketika Anda berkumpul di lebih 150 orang, Anda tidak akan rasional. Anda tidak akan rasional. Ya, Jerman itu negara penghasil filosuf saintis terbesar di dunia. Toh percaya pada obrolan demagogok koperal yang gagal dan pelukis yang gagal dan percaya mereka bangsa yang paling mulia dan berhak membunuh bangsa lain. Meskipun isinya filosof, fisikawan, ketika Anda berkumpul dalam kerumunan, Anda menjadi objek penggirangan opini, demagogi segala macam. Di era medsos hari ini. Setiap dari kita bisa melakukannya. Oke. Oke. Saya boleh dichat? Oke, silakan. Terima kasih Bapak-bapak semua. penjelasan yang luar biasa sekali ya. Setuju teman-teman? Oke. Ee saya izin karena karena kita terbisa terbiasa anak zaman sekarang terbiasa terstruktur Pak. Enggak terbiasa berbunga-bunga ya kan? Ya enggak teman-teman? Betul. Oke kita lanjutin yang tadi barusan sebelum segmen satu kan bertanya ada enggak videonya? Mungkin bisa diputterin. Ada enggak videonya. Apa yang tadi? Kartu tadi. Iya, kartu tadi. Ini ini sangat sangat berhubungan dengan apa yang dijelaskan Masbud soal algoritma, soal segala macamlah tadi. Oke, mungkin bisa ditayangin videonya karena saya tidak mau bicara tanpa ada basis data empiris ya, Teman-teman. Jadi sengaja saya tahan dulu untuk tahu penjelasan Bapak Ibu. Nah, kita keluarin. Tapi Anda setuju apa yang disampaikan tadi Bung Budiman? Nanti kita jelaskan setelah videonya. Tidiman ini saya sedikit ya sebentar. Oke. Ee boleh videonya tayang dulu enggak, Pak? Ini ada korelasinya dengan video yang Feri mau tayangkan. Ee ini kan kegelisahan Feri ketika tidak punya jawaban pasti soal tadi apakah memang anggota Bais yang ditangkap dan lain sebagainya. Pertama mungkin kurang di-update bahwa informasinya wakil panglima sudah menyampaikan bahwa itu memang Bu mungkin boleh ditayangin dulu Pak baru dijelaskan. Sudah dikirimin ya. Itu kan video ya. Tapi wakil panglima kan sudah mengeluarkan statement hari ini kan bahwa iya statement wakil panglima yang tadi feri menanyakan bahwa memang ini ee ada penolakan tudingan dari ee TNI dan juga soal PORI. Apakah memang yang bertanggung jawab TNI atau PORI? Tapi wakil panglima saya rasa sudah merepresentasikan TNI. Iya. Dan biar masyarakat menilai kan ada dari persoalan bahwa tadi saya setuju dengan Pak Ponto. Bagaimana ee teman-teman intelijen di lapangan apa tugas dan fungsinya? Apakah dia memang keluar jalur atau tidak? Nah, kalau bicara soal tadi yang disampaikan Bang Budiman, kita memang sudah masuk ke era post truth ya, bahwa sering kali seringkiali memang disampaikan belum. Oke, kita break dulu nanti Semar kita break dulu nanti kita akan mulai saat lagi. Tap sama kami di rakyat bersuara. Oke. [Tepuk tangan] [Musik] [Musik] Oke, saya garis bawahi sekali lagi bahwa kita menyampaikan bahwa ini bukan soal unjuk rasa sekali lagi, tapi ini adalah aksi masa brutal. Itu yang akan kita kupas malam ini. Siapa yang melakukan? siapa dalangnya dan bagaimana kemudian logikanya menjelaskan itu. Bung Feri tadi terpotong. Silakan ya. Baik. Ee melanjutin dari segmen pertama tadi agak putaran video kita sudah siapkan karena diminta kan kalau ada videonya baru jelas. Ya sudah kita ada videonya silakan diputarkan. Oke. Anggota mana? Kapeleri. Kapeleri. Kapaleri. Kapaleri ikut ikut rusuh. Kapaleri. Kapaleri ikut rusuh di Palembang. Oo panglimat ini ini kau kau lepasang [Tepuk tangan] [Musik] apakah ikut rusuh adalah bagian dari tugas teman-teman tidak kan saya tidak tahu kalau protapnya aparat kita seperti itu. Anyway, apa yang bisa Anda jelaskan sini? Ya, di situ kan jelas ya kayaknya kita semua punya telinga kalau polisi bilang orang itu yang punya nametag ikut merusuh. Ikut merusuh. Saya tidak tahu karena saya bukan intelektu. Sebentar kita kita dengarkan sekali lagi ya. Kita dengarkan sekali lagi. Anggota mana? Kapaleri. Kapeleri. Kapaleri. Kapaleri ikut ikut rusuh. Kapeleri. Kapaleri ikut rusuh di Palembang. Cepat sliat ini kau kau lepasang [Musik] Kapori Kapori ini ikut rusuh Kapori. Saya laporin panglima TNI terus dia bilang si orangnya bukan cuman saya Pak kata kata orang TNI ini bukan cuman saya. Anywayapnya apakah ikut rusuh juga termasuk bagian intelijen atau enggak. Tapi nanti dulu sebelum itu kita ngelanjutin masalah algoritma dulu. Oke. Kebetulan doktoral saya, PhD saya diambil masalah data saci. Kita ee kehidupan saya soal data analytik dan bukan cuma membahas teorinya, saya juga menerapkannya. Mungkin Bapak Ibu semua supaya tahu doktoral Anda soal data analisis analisis data analisis di Mones University Austral. Australia dan belajar soal algoritma dan bukan cuma belajar secara teorinya atau mengutip orang lain. Saya menerapkannya mungkin sekarang bisa dichat GPT friction shifting theory itu sudah keluar teori algoritma dan data analisis dari Feri Irwandi dan sudah ada pembuktiannya berapa enjudement yang didapat, berapa view yang didapat, berapa berapa follower yang didapat. Tapi saya akan membicarakan ini dengan bahasa yang simpel dan sederhana. Dan supaya teman-teman intelijen bisa mengambil mengambil ilmu juga mungkin mungkin kita sharing knowledge ya. Ada yang namanya scrapping, ada yang namanya osin. Jadi untuk mentrack dengan algoritma kayak sekarang algoritma itu akan jadi bahaya ketika kapasitas dan kapabilitas penggunanya kurang. Tapi kalau kapasitas dan kapabilitas penggunanya bagus itu bisa jadi senjata yang sangat powerful sekali. Dan dalam berikan saya laptop sekarang kita bisa track bareng-bareng dari mana isu 25 Agustus Agustus itu muncul. Ada yang berani beri saya laptop sekarang. Oke, nanti saya akan berikan saya akan mintakan laptop. Silakan dilanjutkan. Nah, lagi sedang dicarikan. Saya akan saya akan datangkan laptop nanti. Dan saya enggak perlu pakai scapping atau osin inin untuk mencari tahu by keyword aja kalau kita bicara algource intelligence. Iya. Oke. Untuk memahami dari mana sumber data itu muncul. Oke. Iya kan? Dan sebenarnya ketika sebenarnya pakai handphone enggak bisa ya mungkin Bapak Ibu bisa coba sendiri ya ee di Google ini. Ini acara paling simpel deh di TikTok Google by date 25 Agustus itu sebelumnya hashbubarkan DPR lihat afiliasi orang-orang itu. Siapa yang dia dukung, instansi mana yang dia dukung, instansi mana yang tidak dia dukung, siapa yang dia serang. That’s it. Akun-akunnya. Akun-akunnya simpel kok. Dan jawabannya adalah I don’t know. Silakan cari tahu sendiri teman-teman. Pintar kok. Bapak, Ibu lebih pintarlah dari saya. Anda mengatakan mereka yang selama ini dukung pemerintah? Enggak. Saya enggak bilang apakah mereka benar-benar didalangi atau tidak, tapi kalau belajar, kalau kita ingin mencari tahu, benar-benar mencari tahu, enggak usah pakai enggak usah pakai kata yang berbunga-bunga atau kata-kata sophisticated lah, langsung kayak gitu aja udah ketemu kok. Anak-anak ini lebih pintar dari saya untuk nyari tahu hal-hal kayak gitu. Anyway, enggak apa yang Anda mau sampaikan di situ ya. Ini yang mau saya sampaikan. Anyway, saya bisa berani jamin ketika itu semua orang di ruangan ini mencari tahu 25 Agustus hashagbubarkan DPR afiliasinya di mana? Di TikTok ataupun Instagram atau Twitter. Semua orang pasti akan dapat ini dalam waktu kurang dari 5 menit ya kan? Nah, ketika orang-orang akun-akun ini di diperiksa dan mereka bisa tidak terbukti, saya siap menerima konsekuensinya. Hari ini saya di penjara juga enggak masalah. Saya sudah kecukupan saya untuk hidup sudah istri saya sudah cukup. Masya kalaupun akun apa ada nama akunnya bisa disebut? Ada nama akun aful nama akunnya ditantang sama Mas Budiman. Nama akun sama nama akun. Nama akun. Nama akun mungkin hashag Masbud bisa lihat hashagubarkan DPR 25 Agustus 2020 sebelum 25 Agustus 2025. Nah di situ aparat bisa cari tuh bisa tracking. Bukan berarti mereka tapi seenggaknya ada satu jalur yang kebuka. Nah dari situ aliran dana bisa dilihat, bisa dit. Kalau enggak ketemu, ternyata benar-benar enggak ketemu. Ah bukan ini cuma kebetulan ribuan orang aja. Oh saya siap menanggung konsekuensinya. Saya bicara di ini di TV nasional, saya bicara di media sosial, di penjara bukan hal yang menakutkan buat saya. Oke. Kalau pemerintah memang mau nyari dalangnya, pertanyaannya nyebut nama Rizal Khalid gampang ya. memang mafia, memang koruptor ya Prabowo buru. Tapi kayak pertanyaan Mas Aiman tadi, basisnya apa? Itu kan kita perlu tahu dan kita enggak enggak lagi terkesima dan enggak lagi terpukau dengan kata-kata yang sopik. Tidak. Kita butuh tahu basisnya apa. Dan saya jujur saya belum tahu dan saya juga enggak tahu siapa. Tapi bisa dilihat di media sosial misalnya orang ketemu siapa, postingannya apa, yang bergerak siapa. It’s not a rocket science. enggak butuh untuk jadi enggak butuh jadi bin untuk paham. Jadi menurut termasuk dulu mungkin kalau kalau talk show ini dilakukan tahun ’98 akan sangat sulit ketika saya bicara soal bagaimana video ini dibantah dengan bilang oh itu bagian dari intelijen terus nongol video ini itu bisa dilakukan 2025 tahun ’98 mungkin Mas Bu tahu akan sangat sulit dengan sekarang gampang ya ini langsung kan tapi seberapa valid itu pertanyaan saya gini saya challenge Anda. Oke. Seberapa valid kemudian akun-akun itu? Bisa Anda katakan bahwa itu berafiliasi ke kelompok tertentu misalnya kan belum tentu mereka yang melakukan juga kelompok tertentu itu. Betul. Betul. Bukan berarti mereka yang melakukan, tapi mereka bisa jadi orang-orang yang diperiksa nantinya. Oke. Bahan awal. Bahan awal. Seharusnya kan intelijen bekerja seperti itu ya. Tapi kalau cuma nyebut nama-nama luar aja atau apa ya semua orang juga gampang. Adik ini juga bisa. Baik baik. Eh, sebentar saya perlu perlu diverifikasi tadi yang video tadi Pak Suleiman tadi disebutkan apa tadi e Bung Bung Feri apa eh apa anda melakukan rusuh tapi itu kan kata polisi yang nangkap ya iya kan tadi dibilang mungkin diputar sekali lagi enggak apa-apa saya coba apa bilangnya apa oke oke coba dengerin ini apa anggota mana kapeler kapeler kapaler kapaleri ikut ikut rusuh kapaler kapaleri ikut rusuh di Palembang ayo T ini kau kau lepasang [Tepuk tangan] [Musik] sependengaran saya ini adalah kavaleri di Palembang. I ada enggak kata perusuh? Ada. Oke. Semua orang dengar, Pak? Semua orang dengar. Semua orang dengar. Dengar enggak, Teman-teman? Dengar. Dengar gak? Tadi ada, Pak? Ada perusuh. Perusuh. Perusuh. Ikut rusuh. Tadi sebutnya kita dengarkan sekali lagi. Coba. Berusuh atau ikut rusuh? Ikut rusuh. Saya coba dengar Keri Kaveleri. Kapeleri. Kapeleri. Ikut ikut rusuh. Kapal di Palembangwat kau. Baik. Ikut rusuh kavaleri Palembang. Ikut rusuh bukan perusuh bukan. Ini dua hal yang berbeda. Oh dua hal yang berbeda itu Pak ya. Ya jelas ikut rusuh ya. Ikut dia di sana ya. ngajar. Kalau berarti kalau orang ikut rusuh enggak bisa diproses hukum dong karena dia bukan perusuh. Iya dia kan ikut. Oke kan dia ikut dia ikut rusuh di sana tapi bukan perusuh karena memang dia bertugas berjalan situ. Sudah sudah dijelaskan oleh wakil panglima TNI Jenderal TNI Tandio yang menyatakan bahwa ada intelijen. Apakah ini yang dimaksud? Tidak, enggak disebutkan. Tapi memang ada intelijen. Baik. Iya. Apakah itu ee apakah itu yang kemudian tadi Pak Suleiman katakan itu sedang bertugas white apa namanya? White cop lagi kalau oke jadi bagi saya saya tadi itu kan disebut ikut rusuh ya. bisa saja dia tertangkap atau ada di kerumunan situ yang dia sendiri tidak tahu. Mungkin saat itu. Kita kan tidak tahu latar belakangnya saat itu sedang apa. Lam tapi dapatnya hanya di ujung. Oke. Lah dia tidak melawan kok. Iya. Kalau memang dia melawan itu lain cerita. Saya sepakat. Tapi dia tidak melawan. Dia mengeluarkan kartu kartu apa tanda anggotanya. Kalau dia memang di situ tidak sah atau memang dia sedang ikut menjadi perusuh, tidak mungkin dia akan kasih ini kartu anggota saya dan tidak akan mungkin bawa kartu teknologi sederhana. Baik. Ee tapi itu oke baik ini tapi setidaknya ini menjadi sebuah fakta yang kemudian ketika tadi Bung Feri katakan kalau memang mau diperiksa ya harus diperiksa begitu kan. Itu sudah pasti. Kenapa kamu bodoh kok ketangkap? itu pasti, tapi bukan berarti bahwa dia itu ikut di situ. Kan begitu itu. Oke, saya ke Pak Iwan ini kebetulan hadir di Rakyat Bersuara. Bisa disampaikan Pak Iwan ini terima kasih dari Gerakan Cinta Prabowo. Betul ya Pak? Boleh pakai pakai itu Pak. Memang ketua umum gerakan Cint audionya belum belum nyala ini Pak. Sudah nyala audio. Oke. Baik. Silakan Pak ya. Saya Hak Kurniawan. Ee saya juga atau minjam? Pinjam yang lain. Saya saya biar saya entar. Oke. Silakan Pak Iwan. I. Saya Hak Kurniawan yang kebetulan sampai hari ini saya Ketua Umum Gerakan Cinta Prabowo ya. ee saya berjuang bersama Prabowo ini kan dari tahun 2000 8 ya berjuang mengantarkan Bapak jadi presiden dan alhamdulillah dari 2008 2024 baru bisa beliau jadi presiden ya hampir 1 tahun untuk beliau jadi presiden. Ee sekaligus saya sampaikan ya. Saya juga soal ini tadi soal ini Bang Iwan. Iya. Kebetulan tahun 2019 saya salah satu pelaku sur rusuh yang ditangkap tanggal 21 Mei 2019. Perusuhan Bawaslu waktu itu. Iya ya. Anda sempat di penjara juga kalau enggak salah 1 tahun saya. Oke. Ya. Saya angkat topi dengan polisi waktu itu. Kenapa? Dalam hitungan jam, hitungan hari semua bisa terungkap. Ya, kalau polisi mau tentunya kali ini bisa mengungkap itu dengan gampang ya. Polisi hebat kok punya alat canggih. Ada cberkim. Masa ngungkap dari tanggal 25 sampai hari ini belum ada aktor intelektualnya bisa ditangkap. Siapa dalangnya? Padahal Pak Prabowo sendiri sudah membuka. Ada kemungkinan ya perusuh ini dari teroris juga ada. Makar. Makar juga ada. Dulu dalam hitungan jam kami ketangkap semua. Berarti kan polisi benar-benar profesional. Dan waktu itu saya ingat kabar skripnya Pak Pak Sigit ya Kapori yang sekarang ini. Masa untuk mengungkap kasus yang sudah tanggal 25 sampai hari ini sudah jatuh korban sama juga jumlahnya. Korban dulu 9 orang. 11. 11 orang ya maaf kalau saya lupa. Sekarang 9 orang terjadi di seluruh Indonesia. tentunya polisi pasti punya bahan untuk mengungkap kasus ini supaya terang-menerang. He ya. Jadi saya rasa itu saya siapa yang berada di balik kerusuhan itu ya seharusnya polisi punya data ya. Tinggal mau tidaknya dibuka itu aja. Mau tidak ter dibuka. Iya bila perlu beri waktu kepada kepolisian. Kenapa? Bentar ini ini ini agak serius agak serius pernyataannya. Kalau mau gitu ya kalau punya kemauan, artinya sekarang polisi tidak punya kemauan yang kuat untuk membuka ini. Ya, kita buktikan, kita kasih waktu. I saya ee bicara sebentar ya, Bang Aiman. Iya. Saya coba untuk ee merespon ya begini bahwa memang ada sikap dari kepolisian. Harusnya bukan kita sih tadi harusnya Pak penasihat Kapol Pak Haranto tiba-tiba dipanggil oleh Pak Wak. Cuman kita semua sudah mendengar bahwa Pak Kapori sedang memburu siapa yang memberi dana dan lain sebagainya. Bahwa ada peristiwa 2019 kita juga ikuti. Tentu tidak bisa apple to apple bahwa memang ini sebanding betul dengan peristiwa 2019. Kalau Budiman itu sempat sampaikan tadi bahwa memang ini kerusuhan yang paling unik terjadi ee dalam masa-masa ee Indonesia saat ini ya, bahwa terjadi kerusuhan dalam waktu yang begitu cepat di berbagai wilayah dan lain sebagainya. Nah, bahwa tadi disampaikan juga oleh Feri ada ada pertanyaan-pertanyaan tentang intelijen dan sebagainya. Tadi sudah Pak Ponte juga sudah sampaikan dan Pak Wapang juga sudah sampaikan. Bukan berarti juga apa yang menjadi ilmunya Feri itu selalu linear dengan apa juga yang menjadi pikiran-pikiran ee apa yang diinginkan bahwa memang ini kejadian seperti ini A B C D dan menurut saya jauh lebih penting itu bicara soal bagaimana republik ini ke depan kalau menurut saya bicara soal tadi disebutkan oleh ee Pak Prabowo bahwa dia tidak akan mundur setapak pun untuk melawan koruptor untuk melawan mafia-mafia. Nah, dua kata itu akhirnya notisnya muncul satu nama yang tadi disebut Aiman. Mungkin juga muncul juga nama-nama lain itu dari media sosial dan juga tadi dari profiling. Kemudian saya baca dari mungkin juga muncul nama-nama lain yang ikutan dalam momentum yang dirasa juga bisa mendompleng kepentingan-kepentingan tertentu dirinya maupun kelompok-kelompoknya. Nah, kita bicara soal bagaimana ee dalang di balik kerusuhan amuk massa ini sudah mengorbankan sembilan jiwa. Sembilan korban jiwa. Coba itu enggak pertanyaan. Tapi ee saya bertanya kalau seanda memang ditudingkan kepada yang bersangkutan Rezalid misalnya, bagaimana kemudian logikanya ia bisa mengatur semua? Itu belum terjawab. Artinya kan ini masih Sumir. Iya. Dan mungkin saja punya kemampuan-kemampuan yang kita juga sampai pada detik ini juga masih dalam pendalaman-pendalaman yang kita juga enggak tahu. Dan kita kan tidak juga bisa memberikan satu ee kebenaran yang belum kita pastikan berdasarkan fakta-fakta dan buku. Artinya kasus ini cukup sulit. Anda mengatakan itu bukan cukup sulit tapi sedang berproses. Kalau menurut saya sedang berproses. Iya. Saya menjelaskan dulu yang tadi intelijen apa gimana? Boleh. Dan juga tadi pernyataan Pak Iwan. Pak Iwan pertama kalau kita lihat ya izin Bange. Ee tadi dari video iya saya kira memang inilah merupakan pekerjaan intelijen. Saya kira dari kepolisian, dari TNI saya kira memang punya cara-cara khusus bagaimana mendapatkan informasi. semasa kita wartawan dulu, saya kira banyak anggota TNI, anggota polisi. Jadi kita bertukar data biasanya i ini adalah dalam rangka pengumpulan informasi ya dan itu biasa dilakukan dan saya kira seluruh dunia juga melakukan seperti itu. Kenapa demikian? Karena memang ini adalah untuk menjaga agar sawit apa yang menjadi misia itu tidak tersedih. Tapi ketika misalnya ketahuan tadi mungkin dia moto-moto kemudian ditangkap oleh polisi. Siapa ini orang? ini kayaknya bukan wartawan gitu bukan lalu di dan kemudian dia memperlihatkan kartunya dan itu sah saja itu kalau misalnya melihat dari video tadi terus yang kedua tadi disampaikan oleh sahabat saya mungkin enggak itu dia apa saya kira sangat mungkin apalagi misalnya kemarin semalam bahwa presiden juga sudah nyampaikan bahwa saya tidak akan mundur selangka dan saya akan menghadapi orang bersangkutan kemudian kapori juga lanjut menyampaikan bahwa ini ada aktor di belakang ini sedang berproses, sedang berproses dan saat ini kalau itu kenapa disampaikan itu berarti kalau kita lihat kasus ini dalam sudah di dalam penyidikan polisi sudah menemukan sesaat lagi akan sesaat lagi akan diumumkan sesaat lagi ini hanya saat ini kalau kita lihat iya tinggal waktu ini kenapa demikian karena saat ini tinggal pengumpulan bukti-bukti yang ku kalau dibandingkan misalnya dengan kerusuhan dengan mohon maaf dengan ee ricuh pada saat 2019 yang begitu cepat. Apa bedanya dengan sekarang? Tadi sampai saya kira kalau dulu kan beda ya mungkin ya 2019 tapi sekarang kalau kita lihat tapi mungkin secara sama ya dan namanya pengendali aktor ini bisa dari mana saja dari luar negeri pun bisa dilakukan dan kemudian dia punya orang di Indonesia dan sekarang inilah yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Siapa yang melakukan itu? Kemudian mungkin polisi, saya yakin polisi sudah punya orang. Oke. Tetapi untuk membuktikan yang bersangkutan adalah sebagai aktornya, sebagai ee dalang dari ini semua tentu punya bukti-bukti yang harus disiapkan. Itul tugas polis. Saya ke Bung Wibawa. Bung Wibawa ada adalah analis ee politik keamanan ya dan alumni Lemhana. Silakan. Anda punya pendapat apa Bung Wibawa? Anda bisa perkenalkan dulu ya. Selamat malam. Saya dengan Wibawanto Nugroho Widodo, PhD. lebih dekat lagi dengan Wibanto Nugroho Widodo, PhD. Jadi silakan saja saya digoogling profile saya dan tadi saya disebutkan Lemhanas. Sebenarnya saya tidak membawa nama Lem Hanas atau Ikal saya tidak membawa nama. Boleh berdiri Pak I berdiri. Iya enggak apa-apa dan lebih dekat lagi ya. Oke. Dia di situ oke oke oke. Ya. Mas Iman nama saya dengan Wibawanto Nugroho Widodo ya PhD. profile saya bisa digoogling. Nah, di sini saya diundang oleh Mas Iman untuk datang memberikan komentar terhadap fenomena ini. Saya coba memberikan pandangan yang objektif dan forward looking untuk kepentingan nasional. Yang pertama, kondisi saat ini harus menjadi titik introspeksi. Yang pertama, untuk pemerintahan bisa dibangun dengan baik. untuk mencapai sasaran yang terbaik harus dibangun di atas fondasi kebenaran. Itu poin satu. Salah satu tolak ukurnya adalah harus merrestore government trust, a public trust to the government. Karena itu adalah sumber dari legitimasi siapapun berlaku di dalam konteks pemerintahan siapapun presiden siapapun itu menjadi PR pertama pemerintahan Pak Prabowo sejak Oktober 2024. Legitimasi. Legitimesi itu tidak bisa dipaksakan, tidak bisa di-engineer, tidak bisa didoktrinkan. Itu harus datang dari kerelaan orang yang digovern. Itu satu poin. Jadi, Pak Prabowo sekarang harus introspeksi bagaimana legitimasi rakyat Indonesia dan juga audiens internasional paling tidak mendukung Pak Prabo untuk mengeksekusi transformasi nasional. collective will dari the nation itu harus beliau create dengan natural dan organik. Itu satu. Yang kedua, beliau harus memastikan bahwa proses ini adalah proses pemurnian untuk menjaga institusi yang sangat penting di dalam konteks damai saat ini. Di mana dunia sedang dalam pergulatan irregular competition antara great power A dengan great power B. antara middle power Indonesia di tingkat Asia, institusi yang paling penting adalah institusi politik demokrasi karena kita negara demokrasi dan institusi penegakan hukum. itu dulu. Tanpa kepercayaan publik kepada institusi demokrasi dan institusi law enforcement akan sangat mudah kita mendapatkan penetrasi serangan. Ancaman serangan bukan hanya dari luar, dari dalam juga. Ibaratnya kita ini daya tahan tubuhnya lemah, kita berada di dalam kondisi alam yang keras, kita rentan terhadap penyakit. Itu poin kedua. Oke. Tadi Bapak Prabowo bilang kalau mau memberikan masukan atau ekspresi emosi, lakukan sesuai dengan mekanisme. Betul itu? Silakan digoogling PhD tesis saya di University of Excatter di Inggris tentang social movement counter terrorism dan terrorism. itu mungkin 2 jutaan yang downloading. Social movement dimulai dari adanya grievenist ekonomi, sosial, dan politik. Suka enggak suka itu adalah objective truth. Ya, itu begitu muncul karena ada satu trigger kecil itu ter langsung tercampur dengan suatu ideologi yang radikal. Radikal itu artinya cara pandang bagaimana mengubah kondisi sosial dan politik dengan cara yang cepat. Karena cara yang gradual itu sudah tidak bisa lagi diharapkan. Jadi ada satu determinasi yang kuat untuk mengubah suatu skore atau tetap mempertahankan suatu scope. Yang berikutnya adalah social network. Social network di sini dengan dengan adanya domain cyber itu begitu efektif dan cepat untuk menggalang support seperti disampaikan oleh Bang Budiman. Dan di situlah kita masuk ke dalam teori sistem strategi beda dengan drama. Drama itu sutradaranya Pak Aiman sudah ditentukan awalnya begini, endingnya begitu. Betul ya, Pak? Tapi kalau kita bicara strategi yang pertama strategi itu tidak line yang kita harapkan hasilnya A bisa A BC satu. Yang kedua itu multiakter. Yang ketiga, dari satu tindakan, kebijakan, aksi reaksi dari aktor A, aktor B, aktor C, timbul lagi entiti baru. Akhirnya yang terjadi ujungnya itu tidak sesuai dengan harapan sutradara dari awal. Karena memang itu strategi. Kalau kita bicara konteks sekarang apa yang inampaikan? Sekarang artinya, Pak, kalau tadi pertama kita harus me-restoring public trust to the government, oke, menjaga instrumen politik dan instrumen penegakan hukum. Dan yang ketiga adalah Pak Prabo harus merevisi kondisi presidential office saat ini, presidensinya itu sendiri. Maksudnya Richard Newsted, salah satu penasihat John F. Kennedy pernah menulis buku, Pak, bagaimana seorang presiden bisa efektif yaitu menggunakan kekuatan formal dan informalnya. Meyakinkan orang yang ada di Washington DC bahwa mengikuti saya adalah men-serfing kepentingan kamu. Itu itu yang harus dilakukan Pak Prabo. Ust. Maksudnya Pak Prabowo harus melakukan bersih-bersih di internalnya sendiri. Ya, itu satu. Anda mau mengatakan itu. Itu iya siapa yang harus dibersihkan? Anda berani menyebutkan yang dibersihkan. secara objektif semua itu bisa di-review, Pak. Itu ya. Jadi bukan siapa pertanyaannya apa kriteria untuk me-review eksistensi dari presidential office dan kebijakan yang dilakukan? Enggak. Sebentar. E ini pertanyaan penting. Artinya di lingkungan Pak Prabowo sendiri saat ini ada yang tidak sejalan dengan Pak Prabowo. Ada dua skenario, Pak. Skenario pertama, Bapak menjalankan kepresidenannya sejak Oktober 2024 dengan satu gerbong yang loyal akan mengawal beliau berhasil all out tanpa agenda apapun sampai 2024. 2029 Mas Bud. Betul. Skenario kedua ada yang tidak loyal tidak tahu siapa. Maksud tidak loyal siapa? Ya tidak loyal artinya selalu berbeda agendanya. Ini kan kemungkinan misalnya apa beda agenda ni supaya gampang dibayangkan oleh publik. Oke. Misalnya contoh ada perbedaan ideologi dan perbedaan hitungan politik. Oke. Yang itu harus beliau review. Hanya beliau yang tahu bukan saya yang di presidential office se yang bisa dilihat oleh publik. Ya, itulah yang publik harus publik sudah ekspresikan yang Bapak harus baca. Jangan diasumsikan oleh pandangan beliau sendiri. Beliau harus baca apa yang ada di hati rakyat. Kalau rakyat minta efisiensi, tunjukkan efisiensi contohnya seperti apa. Kalau Bapak bilang bahwa kabinet saya bekerja keras, tunjukkan kabinet Bapak itu bisa dipercaya oleh domestic audience dan juga foreign audience. Kalau Bapak mau sekarang mendapatkan terust dari dari publik, tunjukkan kader-kader baru pemimpin bangsa yang bisa dipercaya. Itu solusinya. Musuh itu bisa dari mana aja, Pak? Karena ini adalah sistem teori, ujung-ujungnya ini bisa menjadi kaos teori. Dan ada menurut Anda, saya mau konfirmasi nih, ada gerbong yang tidak sejalan dengan itu. Kalau kita bisa, jawabannya sederhana, iya atau tidak? Mungkin iya. kita kembali saat lagi. Oke. [Tepuk tangan] [Musik] Oke. Ee saya ingin langsung tadi ke Pak Suleiman mau menyampaikan dulu kita ee switch sebentar karena tadi Pak Sulaiman ingin menyampaikan sebuah video. Iya. Saya akan minta putarkan. Kita putarkan sekarang Pak Saliman. Iya, silakan. Oke. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Mohon izin, Jenderal. Mohon izin. Kemudian ee siang ini kami melakukan pertemuan dengan komandan Battel Kafeleri dan dengan anggota dari batalon Kaveleri atas nama Ratu Handika Novaluk. Tadi pagi telah terjadi kesalahpahaman di lapangan pada saat melakukan penindakan terhadap pelaku geng motor yang membakar dan merusak beberapa tempat di Palembang. Adapun perusahaan adalah di gedung DPR pembakaran di pos Lantas Citlantas. Kemudian kami melakukan ee pengejaran dan sampailah di SPBU samping Hotel Amaris di Jalan Demang Lebar Daun. Kemudian kepada para pelaku yang kami kejar, kami lakukan penindakan dan pada saat penindakan kami lakukan pemberisihan awal di lapangan. Kemudian ee di lokasi ada anggota dari batal 5 atas nama Ratu Handika Novalo. Setelah kami periksa di lapangan bahwa pelaku memang tidak ada indikasi terlibat dengan peristiwa pembakaran ataupun kerusakan di gedung DPR tersebut. adanya kesalahpahaman di lapangan kami ee sama-sama mohon maaf atas e peristiwa yang terjadi. Demikian Jenderal Komandang kami sampaikan terima kasih. Oke, jelas I video lawan video. Apa yang jelas Pak dari situ Pak? Itu cavaleri. Berarti polisi salah tangkapnya. Ya dengar aja tadi kan. Iya saya dengar. Berarti kan di situ TNI membantah kalau mereka tidak terlibat kerusuhan. Berarti polisi yang bilang ini terlibat kerusuhan, polisinya dong yang salah. Udah ngefitnah TNI. Itu bukan fitnah. Oh, berarti benar dia ikut rusuh. Ikut rusuh kan dengar tadi. Iya, kan dibilang tidak. Tidak kan? Berarti tapi polisi di lapangan bilang ini orang ikut rusuh. Berarti salah. Karena kalau dia tidak tahu apa lagi tadi tadi minta maaf. Minta maaf kan sudah minta maaf. Salah dia. Lalu salahnya di mana kalau dia minta maaf? bahwa yang sebelumnya disebut rusuh lalu kemudian minta maaf bahwa itu berupa si Pak siapa namanya peratu berarti berarti salah salah salah yang sebelumnya paham sebetulnya salah paham berarti yang salah paham berarti polisinya juga enggak salah bilang dia ikut rusuh enggak dibarifikangan kan jadi jadi polisinya enggak salah TNI-nya enggak salah nih di sini ya iya betul dua-dua enggak salah tepuk tangan dong untuk polisi dan TNI kita apa mau disalahkan dua-dua seperti itu tapi sudah tadi ee tinggal bagaimana kemudian nanti ee ee ini kemudian di dalamnya silakan. Tapi bahwa ada video sebelumnya yang mengatakan bahwa ada anggota ee kavaleri kavaleri ya tadi di Palembang ikut rusuh. Lalu kemudian dibantah oleh video ini yang mengatakan bahwa ada kesalahpahaman bahwa yang bersangkutan tidak ikut rusuh di depan anggota DPR. Itu jelas ya. Apakah itu kemudian dipercaya atau tidak? Tentu ada penyelidikan lanjut. Silakan. Iya silakan. Kalau kita saya jelas percayalah enggak ada yang salah TNI dan Poling enggak itu itu laptopnya sudah saya kasih nanti saya akan berikan kepatan. Tapi sebelumnya saya ingin ke Bung Pangin dulu. Bung Ipang tadi sebutkan menurut ee Pak Wibawa ya, itu ada gerbong yang tidak sejalan. Langsung langsung silakan. Iya. Bismillahirrahman. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Ee malam ini saya sangat menikmati Bang Eman diskusi ini dari ada pakar big datanya data analisis dari logaritma ya. Kalau saya kan lebih memang pengamatnya menganalisis peristiwa ini. Pertama memang dari awal saya sudah mengatakan ee terlalu berbahaya yang dilakukan Pak Prabu hari ini. Gu karena di dalam ee politik ee kesetiaan itu tidak bisa dibagi apalagi mencoba ada kesetiaan baru karena punya kesetiaan lama ya kan. Loyalitas ganda itu enggak bisa apalagi matahari kembar ya. [Tepuk tangan] Artinya berhentilah Pak Prabowo mengasuh ya geng Solo ini ya kan luar biasa maksudnya akibatnya adalah akibatnya adalah sembilan orang ini korbanul karena nation state presiden tidak mengendalikan penuh intelijennya ya polinnya nya panglimanya disorder ya kan 2019 yang terjadi adalah bisa satu kali 24 jam sekarang kok bisa seperti ini perjalanannya panjang sekali ya saya tidak bicara tentang pemicu soal pajak ya kalau pajak itu soal apa omongan politisi tadi penderitaan rakyat apalagi sedih sebenarnya bayangkan kalau ada satu tulang punggung dalam keluarga. Karena undang-undang Omnibus Lau misalnya yang dibuat tergesa-gesa itu kemarin, tiba-tiba mereka di PHK tanpa pesangon, cuma satu keluarga nafkah tulang punggung di situ. Bayangkan ketika waktu yang sama dia punya tiga anak yang lagi disekolahkan. Bayangkan menderitanya rakyat. Habis itu diperas lewat namanya pajak, ditindas. Habis itu rakyatnya dimaki dan pajak itu tidak kembali kepada rakyat. Itu wajar, itu lain hal. Tetapi ini kekacauan hari ini adalah kondisi bagaimana negara dibuat tidak kuat gitu. Jadi memang menurut saya harus diselesaikan. Enggak. Sebentar sebentar ini ini tiger menurut saya agak serius nih maksudnya geng solo yang berada di balik ini atau seperti apa ini supaya jelas kita contoh saya mau ambil indikasi i supaya supaya terukur supaya saya enggak menuduk saya kan geng Solo kan banyak enggak tahu siapa kan ya kan geng Solo diduga siapa Solo banyak ya enggak Han Solo misalnya iya Solo kan saya enggak sebut nama geng Solo geng Solo banyak orang Solo warga Solo R juta 3 juta juga banyak ya kan tapi kita bisa pahamlah ya kan contoh saya dengarkan menteri yang geng Solo ini misalnya kan enggak tahu juga menteri apa. Ada yang ngomong menterinya ukuran pinggang saya dibilang cepat mati ya kan. Terus ada yang bilang ee pendapatan 15 juta ke atas itu lebih pintar dan lebih sehat. Ngomong menterinya kayak begitu. Ada tanah yang nganggur akan disita negara ya kan. Ada menteri yang unik lagi bicara tentang apa namanya ee apa namanya menteri ee dalam negeri ya. Akhirnya ribut pulau ini dengan pulau ini. Hampir kedaulatan negara hancur ya kan. Betul enggak? Ada izin tambang tiba-tiba harus dicabut ya kan diraja. Padahal Indonesia Timur ini indah sedunia. Tambang kemudian dijadikan dikeruk untuk sumber daya alam kita. Padahal pesonanya Indonesia Timur, alamnya enggak bisa digantikan dengan tambang gitu loh. Indahnya Indonesia harus dicabut oleh Presiden hari ini. Ya kan? Belum ada menteri yang kemudian bicara tentang apa namanya keuangannya di walaupun itu dibantah dibilang dosen guru beban negara itu hoax kan ya itu hak katanya. Tapi kan itu berkembang akhirnya itu dikalirasi. Tapi saya ingin mengatakan ingat ada pejuang ranah Minang ya Sumatera Barat, Siti Mongopoh ya. Siti Mengopoh ini pejuang rana Minang dari Sumatera Barat itu melakukan balesting. Bagaimana dia menjadi pahlawan dari ranah Sumatera Barat Minang. Strong leadership perempuan Minang. Dia melawan ketika pajak dinaikkan oleh company Belanda waktu itu, yaitu pajak sawah dan ladang. dan blesting itulah kemudian dia Siti mengopoh menjadi pahlawan karena adanya penindasan ketidakadilan dan kesewenang-wenangan dilakukan oleh negara. Nah, kalau kemarin Pak Prabowo juga sudah menghentikan ya 11 sampai 12% itu pajak. Kalau misalnya enggak ada, saya heran juga kadang-kadang kalau enggak anarkis ya tertib itu dianggap anjing menggonggong kafilah berlalu. Ini juga penyakit dari rasa anarkis itu masalah juga. mestinya ke depan enggak perlu kemudian harus ada ketidak teraturan seperti ini. Ini juga merusak sebenarnya. Jadi kalau saya katakan geng soal semua menteri tadi itu menteri dari mana sebenarnya? Oke ya menteri lama atau menteri baru yang ngomong enggak sense of politik? Maksud saya begini ditambah lagi tunjangan gaji dinaikkan terus itu membuat rakyat dia dia tidak pk kepada rakyat. Dia tidak menjiwai rakyatnya. Dia bahkan Anda bisa lihat hari ini sudahlah kita diperas ditindas kemudian rakyatnya dimaki, disalahkan terus. Ditambah lagi di jalan kita disalahkan lagi. Kita sudah bayar ini pajak ditotet-totet di jalan, diusir di jalan. Itulah puncak kemarahan rakyat sebenarnya. Bagaimana enggak sakit hati kita di jalan diusir-usir begitu ya kan? Di luar negeri enggak ada menteri-menteri pakai totet-totet. Hanya presiden saja sama ambulans. Sudah selesai, ya kan? Betul enggak? Ini menyakitkan betul hari ini rakyat itu tersiksa. Untuk yang totet-totet saya tepuk tangan. Iya. Oke. Menyakitkan. Yang ketiga adalah tidak bisa, tidak mungkin ee namanya revisi Undang-Undang PORI ini harus dilakukan. Enggak bisa. Karena kalau enggak jangan-jangan Polri hari ini lebih kuat dari presidennya. Bayangkan lebih kuat daripada presidennya hari ini. Dia bahkan bisa buat negara dalam negara. Itu bahayanya. Karena apa? Kekuatan kekuasaan tanpa dibatasi, tidak diberikan kewenangan yang terlalu luas, tidak ada yang bisa mengawasi. Percaya enggak? Bahkan kalau anggotanya pun melanggar, dia tidak bisa tindas. Jadi tidak bisa akan adili. Karena apa? Kewenangannya tanpa batas. Jadi menurut saya sudah waktunya hari ini KPOLri itu direvisi semua undang-undangnya enggak ada pilihan. Anda bisa lihat bagaimana manipulasi Sambo itu terjadi. Itu fakta atau bohong? Kanjuruhan itu dibunuh 130 130 orang. Percaya enggak? Percaya. Tidak ada hanya maaf tanpa ada diikuti dengan hukuman yang setimpas dengan rakyat. Ya kan? Tapi rakyat selalu ditindas, dipaksa. Habis itu ngomong enggak mikir. Kata orang Minang mengatakan begini, “Mengecek dulu baru berpikir.” Ya, habis itu baru ini enggak bahasanya begini. Kalau orang Minang, kita itu kalau ngomong mikir dulu baru ngomong habis itu enggak perlu minta maaf. Betul enggak? Betul. Saya ngomong tadi kan ada buktinya semua. Enggak ada yang salah ya. Kalau salah bisa i bisa tidak juga kan. Tapi ini sudah puncak sebenarnya. Puncak sebenarnya. Jadi menurut saya hati-hati Pak Prabo ya bermain api seperti ini. Jadi menurut saya tidak ada kesetiaan lama itu ada kesetiaan. Dua kesetiaan itu enggak ada. yang ada hanya satu kesetiaan ya kan. Jadi saya enggak tahu ini sampai kapan dibiarkan seperti ini. Saya sangat ee sedih selalu Pak Prabo. Saya sedihnya Pak Prabowo ngomong saya doakan Pak Prabowo jangan pernah salahkan rakyat itu saja. Salahkanlah pejabatnya, salahkanlah pembantunya. Apalagi bahasa-bahasa tadi muncul kudeta ya, terorisme itu oke. Tetapi coba sampaikan bahwa kemarahan ini adalah karena pejabat Anda ya, karena menteri Anda, karena anggota DPR Anda yang kemudian tunjangannya dinaikkan terus. Tahu enggak yang namanya Sri Mulyani? Kenapa dia bisa menjadi menteri seumur hidup? Sederhana saja. Dia bisa melakukan finishing tax, melayani semua pejabat, dinaikkan semua tunjangan, dinaikkan gaji semua pejabat sehingga pejabat tidak sense of politik, enggak menyatu dengan rakyat. Itu yang terjadi hari ini. Betul enggak? Dia tidak menyatu. Artinya apa? Faktanya DPR kemarin konversi pers mengatakan, “Kami enggak ngerti tunjangan R juta ini tiba-tiba datang ke kami.” Wah, seakan itu enggak masuk akal. Kalau DPR enggak ngerti kan keputusan itu diputuskan oleh pemerintah dan DPR. Nah, itu konfirmasi ke DPR-nya. Dia bilang tiba-tiba datang R juta itu. Itu fakta. Ya, dua-duanya tahulah setidaknya. Ada enggak anggota DPR hari ini yang miskin hidup susah? Ada. Ada. Ada enggak polisi hari ini yang miskin masuknya janda-jenderal ini? Enggak ada. Sebentar. Ukuran miskin apa? Saya peraj DPR dua kali. Iya. Ya, maksudnya ukuran miskin apa? Misalnya ukuran miskin, ukuran Indonesia yangak miskin itu adalah ya gajinya tadi. Kalau gajinya tinggi ya enggak miskin kayalah ya kan. Enggak ukuran miskin. Oke. Ukuran miskin apa rata-rata? Misalnya saya kebetulan ya KPI-nya kan agak ee dari pendapatannya misalnya nih saya dua kali anggota DPR. Iya pen saya R miliar. Miskin enggak? Ukuran rakyat Indonesia kaya pasti kaya kaya ya. Berapa pendapatannya tadi? Enggak. Ini tabungan saya R miliar. Dua periode DPR itu ukur gimana? Pasti kaya untuk orang Indonesia? Kaya kaya untuk orang Indonesia kaya. Iya. Ukuran pejabat du dua periode politik 10 tahun. 10 tahun itu ukurannya berlebihan, sederhana, miskin atau tolol? Kaya kaya kan? 10 tahun tabungan R miliar. R miliar. Oke. 10 tahun. kaya, miskin, tolol atau sederhana? Kaya tetap kaya katanya. Tetap kaya. Iya. Oke. Karena ngelihatnya ngelihatnya ke atas. Kalau ngelihatnya ke atas mungkin jawaban tadi rata-rata. Oke. Rata-rata. Bang. Enggak. Rata dengan pengamat politik, profesor misalnya. Ada penonton mau coba ngomong. Iya. Nanti nanti. Oke. Monggo. Enggak. Saya mengatakan itu gini. Betul. ada kesidangan. Tapi yang berani enggak kita berani enggak kita berani enggak kita bikin aturan undang-undang membatasi Oh, tingkat kesenjangan gaji terkecil dan tertinggi di Indonesia kita tetapkan. Berani enggak kita buka undang-undang seperti itu untuk pejabat maksudnya ya seluruh dari rakyat yang paling miskin sampai bangsa, warga negara Indonesia yang paling kaya katakan kita tetapkan ee lipat gandanya mungkin paling panter enam kali lah. Enggak boleh dari yang paling miskin sampai paling kaya. 10 kaliah maksimal misalnya. Okelah 10 kaliah. Jangan sampai ada ribuan kali ya. Berani enggak? Katakanlah UMR juta misalnya Jakarta sampai gaji DPR sampai gaji presiden. Gaji tertinggi yang boleh ada. Berani enggak kita tetapkan R juta begitu kan? R juta dengan R juta karena kalau enggak akan liar nanti ukuran kaya dan miskinnya. Saya sepakatang berlebihan selama ini saya sepakat berlebihan Bang. Baiklah kita pakai ukur objektif. Kita pakai ukuran objektif ya. Enggak. Saya suka pernasional ingin mengembalikan kita ngurus negara nih. Solusinya harus kelembagaan ya. sosiales kelembagaannya, sosial regulasi ya. Sosial regulasi ya. Berani enggak kita berbicara seperti itu? Kita bicara ayo kalau gitu silakan ajukan itu sebagai tuntutan soal undang-undang penggajian nasional. Oke. Kalau memang berani enggak masalah. Bagus. Saya setuju. Saya lahir dari pemikiran politik yang setuju gagasan itu. Saya setuju. Saya setuju agar tidak ada kesenjangan antara bangsa Indonesia. Iya. Itu yang disebut dengan keadilan ekonomi. Betul. Artinya kita solusi kelembagaan kita solusi kelembagaan ya bukan, bukan kalau kita berbicara tentang koreng-koreng banyak banget koreng saya sepakat banyak banget koreng mari kita selesaikan satu persatu kita tetapkan undang-undang sistem penggajian nasional ini kan yang dibilang oleh Kalmar itu bahwa kesenjangan ini semakin mengangah sehingga pejawat pejabatnya itu enggak sensitif lagi Bang gaji tantimnya saja Bank Mandiri itu sampai miliar per bulan ya kan itu yang diberhentikan Pak Prabowo hari ini. Tantiem setahun dong ya. Ya. Iya. Tapi tapi dihitung gajinya saya dengar pupuk Indonesia saja gajinya per bulan itu 2 2 miliar loh Bang. 2 miliar gaji pupuk Indonesia itu per bulan. Anda bisa bayangkan? Iya. Makanya itu dengan gaji saya sebagai dosen Anda tahu ingin perlu tahu. Saya menangis sebenarnya kan sesuai menangis saya. Sepakat bahkan kita untuk share dos ini tes ini. Administrasi ini enggak loloslolos enggak komplain itu saya sepakat adil bang komplain sepakat. Kita mau solusi kan? Kita cari solusi ya. I kita cari solusi ya. Solusi kelembagaan, solusi sistem ya. Solusi sistem dan kelembagaan nih. Karena kita mengatur 280 juta orang pasti akan ada banyak keluhan yang mengeluhan lebih baik lebih baik lagi ya. Tapi artinya mari kita cari solusi kelembagaannya. Syaratnya syaratnya satu konsolidensi nasional harus diperkuat karena pasti akan ada resistensi luar biasa pasti akan ada resistensi luar biasa konsolasi politik pro demokratis bersama pemerintah yang misalnya setuju dan gagasan itu harus diperkuat karena restin akan luar biasa. Ada konsekuensi-konsekuensi sosial dari setiap langkah-langkah politik yang melawan ya oligar tentu saja. Kedua, kita hadapi yang lain. Digitalisasi, robotisasi melahirkan banyak PHK, pabrik makin enggak butuh orang. Berani enggak kita mengatakan aturan setiap buruh yang dipecat oleh pabrik yang melakukan digitalisasi, robotisasi, dan mekanisasi enggak cukup dikasih pesangon, tapi kasih saham dari perusahaan yang memecatnya sehingga dia secara fisik tidak bekerja di perusahaan itu, tetapi dia punya share seberapa kecil per share itu pada perusahaan yang sudah melakukan robotisasi. Satu lagi itu akan kita enggak kita harus kita harus solusi-solusi yang konstruktif, Bang. Enggak, saya enggak ngerti terlalu tinggi seperti ini bahasanya, Bang. Enggak, bukan terlalu tinggi. Saya enggak, saya langsung begini aja, Bang. Contoh Anda pengawat politik, ya, bukan Anda pengawat politik. Iya. Tapi rakyat sudah rakyat hari ini itu enggak bisa paham dengan kondisi seperti ini lagi, Bang. Sudah to the poin. Kalau tugas intelektual, tugas intelektual organik. Tugas intelektual organik kata Gramsi adalah menjadi juruh besar intelektual dalam kasar masyarakat. Ya, gini. Tugas intelektual organik adalah membangun dari keresahan-keresan kecil. di dalam cara yang makro kemudian turunkan menjadi sebuah gerakan turunkan menjadi sebuah transformasi kebetulan presiden kita suka dan sangat welcome ide seperti itu. Oke, Bang. Sebentar satu saja pertanya sedikit aja. Saya mau tenangkan dulu dikit aja nih. Ya, ya. Karena gini, forum ini jangan jadi forum kita sudah tahu masalahnya satu persatu. Ada soal kesenangan gaji, soal elitisme pamer ya kita selesaikan solusinya kelembagaan kan. Oke, sebentar aja, Bang. Presiden Prabowo kita ini, Bang, sedang gagah-gagahnya di Prade bestel Prancis. Dignitynya prioritas dihormati. Betul. Sekarang kegagahan itu kan hilang, Bang. Karena ketidakmampuan dia mengurus di dalam negerinya. Padahal pada saatnya sama dialah yang kemudian meluncurkan token listrik gratis untuk PLN. Dihalangi oleh pembantu-pembantu pejabat yang bangsat ini. Ya kan? Janganjangan menggunakan kata itu. Jangan menggunakan kata itu. Token listrik gratis. Setuju enggak? Ya kan? Setuju? Berdampak enggak? Berdampak, Bang. Itu dihentikan. Kalau itu rakyat loh yang menikmati listrik gratis, kapan lagi kita menikmati listrik gratis gitu loh. Betul enggak? Betul. Itu fakta. Enggak perlu rapat banyak itu, Bang. Nah, contoh kita hidup mati di situ, lahir di situ, dan berkeluarga. Kita bersama keluarga itu dipajakin oleh negara, Bang. Rumah kita hidup, Bang. Dipajakin negara, diperas, habis itu dimaki kita. Masa tempat kita tinggal dipajakin juga. Ini ada pasal 33, bumi, air, kekayaan alam dikuasai, dimiliki oleh negara. Kenapa enggak itu yang diambil? Ya kan? Kenapa harus pajak rumah kita hidup dibayar juga? Ya kan? Iya. Itu kan dikuasai, dimiliki oleh negara, ya kan? Gak perlu itu diambil. Ini banyak ini tambang ilegal, batu bara ya kan. sawit ini banyak ini kalau gaji gaji dosen dinaikkan gak masalah ini. Iya kan ini okelah perampasan aset termasuk saya mendukung undang-undang IT itu berani enggak presiden tolong cabut ya kan. Oke. Jadi menurut saya Bang ee ini adalah mewakili saya tadi berdoa satu saya berdoa ya Tuhanku saya bilang tolong mudahkan lidah saya untuk berbicara tentang rakyat. [Tepuk tangan] tidak lagi bicara tentang saya saya bicara teori oke Bang split ticket voting bicara tentang ee tapi gini saya saksi saya sudah kenal Bung Ipang ini bertahun-tahun dan baru kali ini ia berapi-api ngomong seperti ini. Saya yakin ia ngomong dari hatinya dia meskipun soal kebenaran perlu dibuktikan ya terutama soal gerbong tadi saya perlu untuk konfirmasi soal itu. Silakan Bung Semar. Iya. Soal apa ini? Gerbong tadi ada satu ada gerbong tidak matahari kembar saya tahu arahnya ke mana. Geng Solo dan lain sebagainya. Silakan jawab. Ya, kalau dibangun logikanya para menteri yang disebut itu bagian dari geng Solo, berarti Pak Prabowo itu bagian dari geng Solo juga itu. Karena dia kan bagian dari kabinetnya Pak ee geng Solo. Walau logikanya itu soal menteri-menteri yang disebut ya. Tapi saya jauh lebih tertarik begini. Ada dua hal yang menjadi penting dalam diskusi kita malam ini, itu terkait bahwa aksi ee massa yang rusuh, yang anarki, dan aksi demonstrasi. Nah, ada tuntutan aksi demonstrasi yang ee dilakukan oleh teman-teman mahasiswa, teman-teman buru dan lain sebagainya. Termasuk soal ee dituntaskannya RU ee perambasan aset, bagaimana kesenjangan sosial, ekonomi yang akhirnya kita kita melihat tidak ada empatinya. n empati dari para anggota DPR, joget-joget dan lain sebagainya. Terus statement yang disampaikan juga ee seringkiali blunder dan itu harusnya diselesaikan dengan tuntas, tidak nonaktif, copot harusnya. Dan kalau misalnya Pak Prabowo memanggil ketua umum partai yang ada fraksinya di DPR dan sudah menyampaikan ke publik bahwa sudah ada komitmen untuk menindak tegas, buktikan komitmen itu. Karena memang yang bicara Presiden ketika bertemu dengan para ketua umum, buktikan karena masih ada juga tuntutan-tuntutan dari masyarakat terkait beberapa anggota partai yang sampai saat ini juga belum dikenakan sanksi. Nah, sanksi nonaktif pun jadi akhirnya debatable karena menurut menurut ee aturannya nonaktif itu kan bisa diaktifkan kembali, masih bisa menerima dan lain sebagainya. Fungsinya aja yang hilang tapi statusnya tetap sebagai anggota dewan dan itu harus dituntaskan, copot atau mengundurkan diri. Persoalannya memang para anggota dewan ini kan sayang sekali dia melepaskan posisinya, jabatannya karena sudah merasa mengeluarkan begitu banyak ee sumber daya dan lain sebagainya sehingga menahan-nahan jadi mencari cela terus dan menurut saya mau itu ee Ekopatrio mau Uya dan lain sebagainya copot atau mengundurkan diri sekarang juga kan begitu. Nah, persoalan bahwa memang aksi demonstrasi itu kan harus ada goalnya Iman. Jadi kalau kita demo menuntut, kita minta yang dituntut itu diakomodir. Nah, sekarang akomodirnya bagaimana? Kalau itu yang diminta lakukan. Nah, pertemuan Pak Prabowo dengan tokoh lintas agama sudah clear. Disampaikan oleh tokoh lintas agama, Pak Prabowo juga menyampaikan akan memperjuangkan semaksimal mungkin soal undang-undang perampasan aset. Itu poin. Tinggal bagaimana kita mengawal, bagaimana kita ee mempresure supaya undang-undang itu memang bisa terealisasi dengan cepat. Nah, pembenahan-pembenahan ini yang menurut saya itu yang menjadi konsen kita bahwa tidak ada lagi mudah-mudahan ya mudah-mudahan anggota dewan sudah tidak ada lagi yang flexing, sudah tidak ada lagi memikirkan diri sendiri karena kita semua pasti sepakat Fox popully fox day suara rakyat adalah suara Tuhan. itu yang paling penting. Oke. Dan bicara aksi, anarkisme dan lain sebagainya ya tentu kita juga sepakat sejak awal bahwa kerusuhan anarki dan lain sebagainya itu sudah melakukan pelanggaran-pelanggaran hukum dan harus ditindak tegas karena itu yang merugi juga kita semua rakyat Indonesia yang rugi ketika ada fasilitas umum dan lain sebagainya. Dan ini ditindak. Nah, dua hal ini yang menjadi penting catatan kita ketika peristiwa yang begitu besar yang menyita semua perhatian. Bahkan Presiden pun menjadi ee sangat konsen untuk menyelesaikan kasus ini sampai membatalkan perjalanan ke Tiongkok. Jadi menurut saya coba kita untuk memberi ruang pemerintah, memberi ruang aparat dan lain sebagainya untuk coba satu persatu akan diselesaikan. Dan saya meyakini betul ini dalam proses penyelesaian termasuk tadi siapa yang mendanai, siapa yang menjadi oknum dan lain sebagainya. sabar. Insyaallah semua akan terungkap dengan cepat dan hargai proses yang sudah dilalui. Dan sekarang sudah sudah semua apa yang disebut tadi Aiman dan sebagainya akan diperiksa, diselidiki apakah memang ada keterlibatan dan lain sebagainya. Tapi anggota dewan jangan lagi n empati dan menurut saya itu melukai rasa kadil masyarakat itu jauh lebih penting ya. Baik, nanti kita berikan semata lagi. Tadi ada ee iya Anda datang ke sini, Anda mau menyampaikan sesuatu, silakan perkenalkan diri. Iya, makasih Mas Aiman ya. ee sudah diberi kesempatan saya Akbar Husein dari Gerakan Pendukung Prabowo 08. W banyak Pakwan Pak Prabowo di sini. Oke. Yang jelas ee saya simak diskusi malam ini ee bahwa dan saya melengkapi bahwa dalang ataupun siapa yang mendanda ini ini kebetulan saya juga bekas tahanan politik Mas Imam. Saya korban tragedi Bawaslu juga 2019. Iya saya dipenjara 1 tahun juga oleh rezim kemarin, rezim Pak Jokowi bersama ditahanan dengan Bang Iwan komando seperti itu. Dan ini peristiwa ini saya pikir beda-beda tipislah antara 2019 yang kemarin dengan Iya. Beda-beda tipis. Saya dituduh makar dengan bahan peledak digulung. Saya digulung oleh aparat. kepolisian gabungan Densus dan lain-lain ditangkap. Kita juga diperiksa dalam waktu berapa itu? Berapa kali? Berapa kali? 24 jam ditangkap dari kejadian itu tanggal 22 Mei kalau enggak salah ya. Ee enggak jadi jeda waktu ee Bang Iwan apa tanggal bulan Meinya 21 Mei 22 Mei saya kurang lebih di sekitar September jelang pelantikan Presiden Jokowi pada waktu itu. Oke. Saya ditangkap. Oh belakangan. Kalau bagaimana hitungan hari ya waktu itu ditangkap? Hitungan hari ya. Kalau saya saya ditangkap karena saya menjadi target operasi. Kalau kita aktivis tidak ditangkap berarti memang dia bukan target operasi. Saya Bang Iwan itu adalah target operasi. seperti juga Mas Budi Masat Miko ee di tahun eh 96 ya 97 seperti itu. Dan bagi saya bahwa gerakan teman-teman pada saat ini Mas Aiman di era Pak Prabo ini ini adalah koreksi total terhadap ee hampir satu e dua semesternya pemerintahan Pak Prabowo. koreksi ini ya harus menjadi catatan penting gitu kan bagi presiden itu sendiri. Saya loyalis Mas Iman kita tidak dapat apa-apa juga mendukung beliau gitu kan sampai saat ini dan saya miskin sebagai aktivis jadi Mas Budiman saya sambung bahwa kategori miskin bagi kami itu adalah kita tidak digaji Mas Imam kami enggak digaji tapi Mas Budiman sebagai kepala badan selevel menteri sekarang berapa gajinya? Tunjangannya berapa? 10 tahun jadi anggota DPR digaji ditunjang kita enggak Mas. Hidup kami ini ya dari Bang Iwan ngasih bantuan, Bang Dodi, teman-teman yang punya link, punya saudara, keluarga saya sakit atau kita tidak makan. Miskin Mas Iman, Mas Aiman karena memang kita mempertahankan nilai-nilai tersebut Mas Budiman yang mana saat ini sejalan dengan yang diperjuangkan oleh kawan-kawan mahasiswa seperti itu. Dan saya tahu persis hatinya Pak Prabowo. Saya ikut Pak Prabowo ini sejak beliau ketua umum HKTI tahun 2004 ketika beliau kalah pada konvensi partai Golgar. Saya di sayap kepemudaannya sebagai pemuda tani Indonesia. Beliau itu memang konsen terhadap perjuangan-perjuangan rakyat kecil. Mas Aiman duit beliau itu buat bantu petani, nelayan. Kita ikut sejak 2 2004 ya sampai saat ini kurang lebih 22 tahun lah. 2008 beliau maju eh 2008 mendirikan Partai Gerindra berpasangan dengan Bu Meega. Kita ikut deklarasi di sampah sana tuh di Bekasi kan 2514 kita tempur ee dengan Pak Jokowi kalah 2019 kalah kita ditangkap ditangkap gitu loh dituduh makar apa mau mengganggu jalannya pemerintahan. Nah, oleh karenanya Mas Aiman bahwa ee saya apresiasi sekali dengan rakyat bersuara ya. jadikan memang ajang ini betul-betul dari bagaimana rakyat ini bisa bersuara terhadap pemerintahan saat ini. Terus menyambung ke Pak Pangi bahwa saya menambahkan, menguatkan lagi bahwa memang proses hukum yang terjadi ketika pengalaman saya ini ditangkap pada waktu itu, itu seperti yang tadi Pangi sampaikan gitu loh. kita dituduh melakukan makar ingin menggagalkan pelantikan presiden. Ada ini, ada itu. Kita fight, Mas di pengadilan. Majelis hakim pada waktu itu ee apa bicara ke kami itu hukuman kalian ini maksimal 20 tahun, Mas. Sori ee apa namanya? Minimal 20 tahun di penjara karena tuduhan makar. Maksimal tuh seumur hidup. kita fight, kita habis ee kita eksaminasi, kita uji. Alhamdulillah foni saya cuma 13 bulan, Mas. Saya menjalininya 1 tahun di penjara. Luar biasa. Sampai SPK saya itu di mana? Di penjaranya saya dihan di tahti Polda Metro Jaya selama 3 bulan. Terus setelah itu kami dilimpahkan oleh jaksa ke pengadilan ee pengadilan Tangerang. Saya dilapas pemuda Tangerang, Mas, buatan zaman Belanda. Akhirnya ee kita fight, kita eksaminasi tuduhan-tuduhan dari jaksa, penyidik, dan lain-lain itu akhirnya kita divonis han ee vonisnya itu melanggar keteraban umum. Jadi pasal-pasal selupan-selundupan itu hilang, Mas. Makar pasal makar makar hilang kayak gitu. Tidak terbukti. mengganggu. Nah, sampai akhirnya ya bagi saya teman-teman pada saat ini itu ee apa namanya? Saya pribadi memang mengecamlah tindakan anarkis, tindakan ee yang merusak. Tapi mohon Mas But nih sebagai pemerintah ruang demokrasi itu juga jangan dipersempit, Mas. Seperti itu kayak gitu. Ini kalau memang kita konsisten terhadap nilai demokrasi itu, ini harus dijaga terus. Dan saya yakin Presiden paham dengan tadi Mas Budiman bahwa bilang eh egle view-nya beliau tahulah, beliau mengertilah. Dan kalau memang ee ada dalang ada yang mendana itu, Anda yakin itu? Hah? Anda yakin itu bisa yakin seperti yang tadi Bang Iwan buktikan. Oke. Dan Anda yakin apa yang disampaikan oleh Bung Pandi sebentar, Mas. Pak Suleiman atau Bung Feri? Karena tiga-tiganya berbeda nih. Ee Bung Feri tadi saya menarik juga ya, Bung Feri ya. E yang mana? Yang mana yang Anda cenderung yang mana? Ee ee bahwa ya tiga-tiganya sih sebenarnya gitu kan. Tiga-tiganya boleh milih ya Mas Aiman ya. Nah, jadi ya pada waktu pengalaman saya itu sama ini juga tidak apa tidak ada pemimpinnya gitu kan. Saya cuma aktivis biasa gitu kan, tapi menjadi target gitu. Nah, ini mirip-miriplah kejadian di ee 25, 28, dan 29 kayak gitu. Jadi saya ya pilihan pada ini Bung Feri dan Bung Pangi kayak gitu seperti itu. Itu terima kasih Masih. Baik, ini saya sudah berikan laptop. Sesaat lagi saya akan berikan kesempatan pada Bung Feri untuk membuktikan dengan laptopnya dan kemudian kita akan jawab sama-sama. Kita kembali saat lagi. Tap sama K bersuara. [Tepuk tangan] [Musik] Oke, tadi saya janji untuk memberikan Bung Feri ini laptop ya, notebook ya. Silakan Bung Feri sampaikan apa yang Inan sampaikan dan tentu nanti kita bicara soal bagaimana kemudian menjawab itu. Ee pertama menanggapi diskusi yang luar biasa dari Bapak-bapak ini ya. Saya tapi sampai saya tuh penasaran satu ini kan pro Prabowo semua ya. Maksudnya ee pro Prabowo gitu, pendukung Prabowo semua. Betul enggak? Betul betul? Nah, seharusnya sudah jadi sign buat Pak Prabowo tuh ada yang bermasalah di internalnya. Kayaknya bisa ribut soalnya. Itu kan lucu searnya. Mau ini Bung Pangi kan netral. Oh iya, Bang Feri tengah. Saya pikir juga Pak Suleiman Ponto juga enggak kanan enggak kiri. Oh jadi bukan enggak semuanya pro Prabowo enggak kalau kebetulan yang datang ini atau saya yang pro Prabowo mungkin ya. Anyway gini saya mau mari mari kita have funan dulu. Mari kita hefan dulu di sini. Bapak-bapak semua setuju enggak tanggal 25 Agustus itu demonya enggak organik? Betul. Betul. Bapak setuju, Pak. Tidak ada aksi mahasiswa, tidak ada serikat buruh. Setuju, Bapak Masbudu. Demonstras tanggal 28 kalau buruh ya. Saya enggak terfal. Oke. Eh, Bapak izin, Pak. Tanggal 25 apakah demo itu buatan atau emang aksi masa beneran? 25. Iya, Pak. Pakai ini, Pak. Maaf, pakai ini. Mohon maaf, Pak, Pak. Tanggal 25 itu yang sebelum kejadian penabrakan ya? Sebelum sebelum kejadian penabrakan yang hari Seninnya yang mana demo? Ada Iqbal bukan itu 28. 28 ya. Ini yang Kamis berarti yang Senin Senin yang pertama kali banget yang e yang enggak ada enggak ada pemimpin yang enggak ada apa itu kalau saya lihat memang masih murni ya. Hah? Yang hari Senin ya? Hari Senin yang 25 tanggal yang 25 murni Pak. Siapa Pak yang inisiasi demonya kalau saya boleh tahu? Kan aspirasi dari mahasiswa kalau kita lihat ya. Enggak. Mahasiswa enggak ada, Pak. Wah saya baru tahu itu murni. Oke. Apa yang sampaikan situ? Yang mau saya sampaikan adalah kalau mau mencari dalang ya tinggal aja di TikTok bubarkan DPR. Semua postingan di tanggal 25 kita tinggal lihat. Oke. Ke mana arahnya. Misalnya satu video ini satu video ini kan tanggal 25 ini kan it’s not a rocket science gitu loh untuk nyari misalnya ini video Gibran Pro Masyarakat bubarkan DPR misal saya tidak tahu ya saya percaya. Nah, itu apakah cuman sekali video yang naikin Gibran dan bubarkan DPR? Oh, tidak. Ternyata ada satu lagi. Masih. Oke, ada lagi. Oh, masih. Gibran melihat joget-joget. Nah, ini tipikalnya kayak gini. Apakah Gibran? Tidak. Belum tentu. Cuma bisa. Iya, bisa tidak. Oke. Oh, saya percaya. Saya percaya pemerintah solid. Saya percaya pemerintah solid. Setuju enggak? Jadi Anda maksudnya sudah satu kubu dengan mumpung pangpangi. Anda punya kesimpulan yang hampir sama. Urang awak. Urang awa. Orang urang kita enggak megang suku di sini. Pakai pakai sejunj orang muarola buah orang payukum buah udah orang apa orang tu si junjang ad apa keluarga kalau orang awak kalau mengecek yo mengecek bang itu. Nah dan lain sebagainya. Intinya Bang Pangek kan eh Bang Pangeek lagi lain orang lain orang Mas Saiman kan bisa lihat dan mungkin ibu-ibu, bapak-bapak semua mau mencoba-coba gitu kan tapi apakah itu engak tapi apa yang Anda mau maksudkan situ apakah itu kemudian bisa disimpulkan atau anda hanya mengambil contoh acak yang bisa jadi bisa jadi ada ribuan acak lagi. Iya betul. Mungkin ribuan itu kebetulan bareng satu video yang sama tipikal dari akun akun anonim tapi punya arah yang sama. Ya enggak tahu itu kan tugas intelijen. Enggak menurut Anda yang Anda temukan? Yang saya temukan videonya sama sih ya. Ee DPR satu hampir satu suara bubarkan de polanya sama. pakai bola ee pakai ini One Piece gitu terus Fufu Faapa lepaskan aku. Nah, enggak tahu enggak tahu di Twitter pun. Nah, kalau TikTok susah kita cari anon-nya, tapi di Twitter itu jelas ada di postingan saya di Instagram enggak bisa HP saya. Iya, ada posting situ saya. Iya. Sudah lihat dan itu bisa diracking semua dan kepanikannya luar biasa. Terus salah satunya mau mensu saya katanya mau melaporkan saya ke hukum karena uh saya tunggu betul itu. Kenapa? Berarti kan bisa dibuka semuanya. Oke. Dan Anda yakin dengan data? Eh, Mas Aiman, saya banyak ketakutan di dunia ini, tapi dua hal yang saya tidak takuti. Mati dan dipenjara. Saya takut istri saya enggak ngelihat saya ganteng lagi. Saya takut anak saya lupa sama saya. Saya takut anak saya tinggal di negara yang tidak benar. Saya takut anak saya tinggal di negara yang miskin. Saya takut anak-anak muda ini luar biasa, Pak. Kemarin mereka di Borneo sana ketika aksi demo terjadi mereka yang bersihin sendiri. Oh, critical thinking mereka luar biasa sekali. Kita benar-benar ada di generasi emas. Generasi emas ini dihasilkan bukan dari pemerintah yang baik, tapi memang dari akses internet yang luar biasa. Woh, mereka fluen sekali ngomong bahasa Inggris. Kadang kebalik-balik gitu ya kan. Mereka sangat terbuka sama data. Nah, kita sudah punya bonus demografi nih. Kalau pemerintah kita enggak benar, gila enggak sih bonus dem jadi negara pertama yang gagal menjalankan bonus demografi? Artinya apa? Artinya di sini kita bersuara, di sini kita berbicara, dalang segala macam itu bisa kita selesaikan nanti. Tapi apa evaluasi yang bisa dilakukan pemerintah? Kenapa enggak di sini? Apa salahnya? Satu permintaan maaf tidak akan melukai harga diri seseorang. Betul. satu perbaikan mungkin menyelamatkan banyak nyawa orang lain. Ngomong RU perampasan aset oke good. Tapi UU perlindungan rumah tangga kita juga perlu diproses. Buruh kita perlu dijaga, suara perlu diterima. Kita mengkoordinir, bukan mengkoordinir, secara koordinir gitu ya. Nanti saya yang dibilang dalangnya lagi kan. Enggak. kita benar-benar teman-teman dari semua daerah itu ngelapor apa yang harus kita lakukan dan itu kita ngelihat segitu luar biasanya hari Senin dari jam 7 pagi sampai jam .00 malam tidak ada kerusuhan sama sekali di seluruh aksi yang dilakukan di Indonesia dan yang ngejaga siapa? Mahasiswa sendiri. Video penangkapan provokator bukan oleh polisi dan TNI tapi oleh mahasiswa. [Tepuk tangan] Punya rakyat sebaik ini, punya masyarakat sebagus ini, malah sibuk ancaman asing. Malah sibuk banteran satu dalam lain. Kekuasaan. Ada buku namanya Power Place itu kali buku itu tahun 2000, Teman-teman. Di situ dikategorikan lima jenis pemimpin ya kan. Ada yang hancur karena menjadikan kekuasaan sebagai tujuan bukan tools. Ada yang hancur karena melegitimasikan kekuasaan ke anak-anaknya yang tidak kompeten. Kenapa tepuk tangan? Ini kan buku PowerPlay bukan Indonesia ini. Ini ada nih ada Macbet namanya. Terus ada Otelo. Otelo ini hancur kekuasaannya karena pembisiknya mengatakan kontradiksi dari kehidupan nyata rakyatnya. Sekali lagi teman-teman, ini buku novel. Tahu ada satu pemimpin yang berhasil. Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang underground. Pemimpin yang memimpin tim kecil tapi peduli dengan kiri kanannya dan bergerak linier. Sekarang namanya King Henry 5. Pak Prabowo mau jadi seperti yang mana. Tapi kalau in the fact apa yang terjadi di masyarakat ternyata ya kita enggak tahu. Ternyata beliau tidak tahu. Ternyata beliau mengambil kesimpulan. Sekarang saya malah penasaran kita kasih benefit of the doubt. Beberapa pemerintah kan sering merujuknya mafia koruptor miz Rizal Khalid. Apakah dia mungkin terlibat? Oh, sangat mungkin. Iya enggak? Tapi penjelasannya apa? Dari tadi forum ini berjalan, penjelasannya bagaimana? Enggak apa-apa, enggak apa-apa. Pakai konspirasi, enggak apa-apa. Tapi apa? Nah, yang tadi. Oh, mungkin mungkin tadi akun-akun TikTok atau Twitter itu Rizal Khalid kali ya. We never know. Saya sih setuju dia ditangkap. Saya setuju dia dikejar. Tapi two different things. Two different things antara apakah semua rakyat kecewa dengan PR DPR. Iya. Aksi DPR tanggal 25 hal yang berbeda. Apakah RC tadi mafia atau koruptor? Iya. Tapi apakah dalang? Belum tentu. Dan kita butuh penjelasannya. Iya. Betul. Dan siapa yang bisa menjelaskan kalau cuman ee karena Pak Prabowo ngejar mafia, berarti mafia itu dalangnya. Wah, saya enggak perlu sekolah dan kuliah. Kalau gitu semua yang di editansil juga bisa jadi dalang. Ya, setuju enggak, Teman-teman? Eh, kalian tahu editansil enggak sih? Atau semua buronan luar juga bisa jadi dalang? Penjelasannya itu yang publik mau dengarkan. Tapi dalang atau tidak itu urusan kedua. Urusan pertama gimana pemerintah bisa berbenah. Karena balik lagi dari penjelasan saya di awal, mau siapapun dalangnya kalau pemerintah berjalan dengan baik, masyarakat akan support itu sih. Oke. Baik, kita kembali saat lagi tap bersama kami di sesi akhir rakyat bersuara. Kita akan kembali. [Tepuk tangan] [Musik] Oke, saya ingin nanti ke Bung Semar. Tapi sebelum kembung Semar, ada mahasiswa dulu yang menyampaikan sesuatu. Oke, ini dari mana? UI ya, Universitas Indonesia. Silakan. Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan. He. Ee menurut saya ini bukan Bentar. Perkenalkan nama Anda, Fakultas apa? Eh, oke. Ee perkenalkan rekan-rekan semua, saya Reenara Albert Pradana dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Oke. Teknik apa? Ee saya di software engineer. Oke. Luar bias biasa. Oke, dulu namanya Ilkom ya, ilmu komputer. Ee iya. Oke, silakan ya. I oke. Ee mungkin menurut saya ini bukan hanya persoalan protes, aksi massa atau unjuk rasa biasa, tapi ini adalah soal hak konstitusional rakyat yang diatur oleh Undang-Undang 45, namun dicederai oleh para provokator, para darang. Para dalang di baliknya. Oke. Ketika aparat saja membatasi ruang gerak masyarakat dan menangkap para pejuang rakyat, seperti yang kita tahu bahwa per hari ini kemarin rekan kami Del Pedro itu ditangkap paksa oleh ee aparat dengan tuduhan bahwa dia adalah I nanti kita tunggu soal itu. Kita tunggu soal ee proses itu ya. ya ee dengan tuduhan bahwa dia adalah dalang di baliknya. Itu rekan kami dari Lokataru. Nah, artinya bahwa ee Indonesia saat ini ini sedang krisis demokrasi, Rekan-rekan semua. Artinya demokrasi di negeri ini sedang dibunuh perlahan. Pertanyaan tadi dari Bung Feri itu juga mewakili pertanyaan masyarakat yang ee kita harus percaya pada siapa saat ini? H itu itu saja tidak bisa dijawab oleh Bapak-bapak yang terhormat dan ee tidak ada yang mau disalahkan. Nah, dengan itu maka dengan ini detik ini kami rakyat Indonesia menyatakan bahwa kami tidak lagi percaya kepada institusi demokrasi yang katanya mewakilkan, melayani rakyat, yang katanya melindungi dan mengamankan kedaulatan rakyat. Dan kami juga tidak lagi percaya kepada Dewan Pengkhianat Rakyat yang berdiri dan menari-nari di atas penderitaan rakyat yang memulai semua polemik ini. Terima kasih. Oke. Baik. Baik. [Tepuk tangan] Silakan. Iya. Sekaligus tadi soal apa yang kemudian disampaikan oleh Bung Feri tadi ya. Ipang ya tadi ya. Saya setuju bahwasanya memang perlu ada pembenahan semua termasuk kalau kita lihat juga saat ini bagaimana DPR ada ya. Saya kira saya setuju dengan Ipang. Kita adalah rasanya sakit ketika misalnya melihat anggota dewan lupa diri, hidup mewah, kemudian memiliki gaji yang besar. Sementara kita sendiri seorang dosen. Cuman penghasilan R juta tadi ya. R juta R juta ya. Saya R5 juta beda R juta. Doktor ya. Doktor I ya artinya itu juga sudah R juta sebulan. dosen luar biasa dengan juta sehari ya ada Serdosnya tapi syaratnya lebih susah masuk lebih mudah masuk surga dibanding tes Serdosnya ada tofelnya ada TPA-nya TKBI e TKB sekarang sudah dihapus daerah Prabowo sudah dihapus katanya memang berikan aja hak dosen karena kalau dosen bahagia ya pasti dia bahagia membahagiakan mahasiswanya untuk sertifikasi dosen lebih mudah masuk surga ketimbang dapat sertifikasi dosen susah juta itu tambahannya itu tesnya del kali baru lolos masuk masuk surga itu susah sebetulnya nasib kita sama kalau itu ya tapi itulah memang ini adalah namanya hidup dan kemudian kalau kita lihat saya pun juga kemarin mau ikut demo juga dengan mahasiswa ke DPR ya kenapa karena melihat lihat perilaku anggota DPR itu di luar daripada nalar pikir kita artinya memang ini harus dan makanya ketika Presiden kemarin menyampaikan bahwa harus semua akan dibatasi. Saya setuju dengan itu. Yang penting juga saat ini adalah pajak masyarakat juga perlu diringankan ya. Jangan sebentar-sebentar pajak, sementara pajak. Ini sangat mencekik masyarakat ya. Kemudian termasuk juga misalnya tadi saya Ipang juga ngomong bagaimana ee termasuk pelayanan kepolisian juga saya kira saya setuju perlu ada pembinaan memang ya termasuk juga Undang-Undang PORI saat ini kan sedang masih dalam apa ya wacana untuk ee perubahan bahkan mungkin setelah kita penunggu acara pidana nanti setelah ini mungkin akan ada tapi tentu juga itu kembali kepada pemerintah dan DPR ya sepertnya saya Apa namanya? Saya sepakat semua untuk lebih baik kita dukung. Makanya apa bedanya Siti Mongopoh dengan Sri Mulyani, Bang? Nah, apa itu Sri Mulyani berhasil membuat sekaligus bunga hutang kita per hari ini bunga hutang yang harus kita bayar adalah 600 triliun bunga hutang bukan pokok. Pokok utang kita adalah R8.800 triliun. Itulah bedanya Siti Mongopo dengan Sri Mulyani untuk memanjakan para pejabatnya. Fasilitas tunjangan itulah hadiah sehingga Sri Mulyani menjadi menteri seumur hidup. Kira-kira begitu sekaligus closing. Silakan. Cukup. Sudah cukuplah itu memang kesediaan kita aja. Oke. Makasih. Saya ke Bung Semar. Tadi Bung Semar disebutkan tadi ada temuan-temuan yang disampaikan oleh Bung Feri Irwandi. Kaitan apa tadi Mas Gibran, Wapres, Fuva dan lain sebagainya? Enggak, enggak, enggak, enggak. Hah? Enggak. Siapa yang bilang kaitan sama Mas Gibran tadi? Fotonya videonya Fufu Fafa emang Mas Gibran, Mas Aiman. Bukan, tadi kan ada fotonya. Iya, saya kan bilang Fu saya enggak ngomong. Nah, ini kita luluskan dulu. Ada Fufu Fafa. Ada kemudian foto Mas saya tidak. Eh, saya nyebut Mas Gibran enggak tadi. Enggak saya nyebut makan ya kan fotonya Mas Gibran. Fotonya Mas Gibran di bawahnya tulisan Fu Fafa. Ada juga kemudian fotonya Mas Gibran disebutkan ada intinya bahwa ikut demo DPR gitu kan. Oke. Tapi Fufu Fafa Mas Gibran enggak sih? Kita enggak bahas itu ya. Oke. Dan saya enggak sebut itu. Itu harus harus dibuktikan di proses penyelidikan menyelidikan. Silakan lepaskan aku. Iya. Silakan. Ee pertama secara logika jika memang ada kepentingan-kepentingan tertentu tentu dia akan disembunyikan di baliknya. Jadi kalau muncul soal tadi yang disebut ya, ada Fufu Fava, ada Gibran justru secara logika terbaliknya berarti kepentingannya enggak ada di situ. Nanti Pak Ponto mungkin yang ahli intelijen yang jauh lebih bisa menjelas. Maksudnya kalau seandai mau dilakukan maka enggak mungkin menggunakan Iya. Ini jauh jauh lebih ke tendensinya fitly kan gitu ya. ee kalau memang dia kepentingannya itu kan enggak mungkin juga dimunculkan karena pasti yang membuat juga akan menduga bahwa ini bisa juga diungkap ee soal apa yang tadi diungkap oleh eh Feri. Nah, di closing statement ini saya ingin ee menyampaikan bahwa memang kita ee berupaya keras untuk bisa mendukung Pak Prabowo menyelesaikan semua persoalan yang menjadi ee tuntutan ee masyarakat banyak. Karena memang bukan hanya membatasi soal fasilitas dan lain sebagainya para anggota dewan dan pejabat lain ya. Cuman yang harus bisa disentuh adalah sanubarinya para pejabat ini termasuk anggota dewan dan eksekutif bahwa ada empati tadi. Karena banyak juga Aiman yang menyampaikan bahwa saya ini ke luar negeri pakai dana pribadi, pakai apa segala macam flexing. Jadi tidak pakai tunjangan ee jabatan dan lain sebagainya. Tapi kan bukan soal itunya. Mungkin dia mampu, dia kaya raya, dia punya uang. miliaran dan lain sebagainya. Lalu dia yang tersematkan sebagai pejabat publik ini karena menurut logika saya ketika dia disahkan, diresmikan, dilantik menjadi pejabat publik mulai detik itu juga dia punya pertanggungjawaban terhadap publik apapun itu termasuk soal integritas, termasuk soal etik dan lain sebagainya. Jadi ketika orang merasa mampu dan dia sebebas-bebasnya melakukan pleksi dan lain sebagainya, sedangkan dia tersematkan sebagai pejabat publik, menurut saya itu memang tidak punya rasa empati. Bagaimana dia menempatkan diri sebagai pejabat publik melihat rakyatnya yang sedang susah, rakyatnya sedang ee mengais-ngais untuk bisa bertahan hidup sedangkan mereka tidak punya ee rasa keadilan terhadap apa yang dirasakan oleh masyarakat. Nah, kita dukung Pak Perowo menyelesaikan ini dan kita dukung juga mengungkap siapa yang pelaku-pelaku kerusuhan dan kita tetap dukung gerakan aksi demonstrasi mahasiswa untuk Indonesia yang jauh lebih baik. Oke, silakan Pak Suleiman. Terima kasih. Ee pada malam hari ini tentu kita sudah melihat bahwa semulai sekarang kita sudah masuk di Neo Cortex Warfare. Apa itu? Tadi sudah jelas disampaikan Pak Budiman. Itulah permulaan dan ke depan pasti akan seperti ini. Untuk itu jangan terlalu percaya dengan apa yang muncul dilihat. H intelijen selalu bermain tidak kelihatan belum tentu tidak ada. Yang kelihatan pun belum tentu itu bentuknya. Hm. Karena itu mari kita lihat dengan fakta yang sebenar-benarnya. Apa yang ada? Dan bagi adik-adik yang kalau mau turun ke jalan. Dulu Pak Suj Budiman juga bilang, kita jelas tahu siapa pemimpinnya, kapan kita akan turun. Itulah sebabnya polisi kalau mau turun kasih tahulah kepada kami supaya kami bisa mencatat, kami bisa melihat, kami bisa menjaga. Tapi ini kan ada kalanya apa sih? Ngapain izin polisi kita turun aja. Nah, sekarang kita bisa lihat apa akibatnya kalau kita tidak penuhi apa yang diwajibkan itu. Bukan untuk membatasi, tetapi untuk menjaga jangan sampai terjadi hal seperti sekarang. Menarik Ibu tadi bilang pagi-pagi saya sudah tahu, pagi-pagi RT sudah tahu, sudah ada. Kenapa hanya RT yang sadar? Kenapa polisi tidak tahu? Nah, di sini kita sudah bisa lihat yaitu tadi tidak kelihatan belum tentu tidak ada. Yang kelihatan belum tentu itu bentuknya. Karena itu mari kita jaga hal yang sudah baik. Kita tingkatkan, kita percayakan kepada pemerintah yang ada sekarang. Tentunya menyelesaikan masalah ini tidak sama dengan kita menggigit cabai sekali gigit langsung pedas. Tapi butuh proses. Sudah disampaikan tadi bahwa Presiden punya eagle view yang lebih tajam melihat ke bawah. Tapi penyelesaiannya tidak mungkin tiba hari tiba akal. Tapi butuh proses. Karena itu marilah kita ikuti proses ini. Proses itu butuh waktu. Untuk itu kita harus sabar. Jangan di perjalanan kita ingin cepat cepat cepat cepat cepat tapi nanti ujungnya malah keluar dari rel. Tidak ada cepat itu biar cepat asal selamat itu masih tetap berlaku. Apalagi untuk bernegara seperti kita ini. Oke. Baik. Demikian. Terima kasih. Makasih. Saya ke Pak Wibawa terakhir Pak. Sebelum ke Pak Wibawa mungkin ke Ibu dulu enggak apa-apa sambil siapkan mikrofonnya. Oke singkat aja Pak ya. Ya, terima kasih Masiman. Ee jadi lebih dekat lagi, Pak. Terima kasih, Masiman. Jadi, izin kesimpulan saya sangat singkat sekali. Yang pertama adalah kita sekarang sebagai masukan untuk membantu Presiden Prabo Subianto. Bangunlah. Oh, mohon maaf boleh berdiri, Pak? Karena ada fas bunga soalnya. Berdiri ya. Oke. Ini mancing saya untuk bicara lebih keras L tadi enggak ada fas bunga. Jadi, pasukan kita kepada Presiden Prabowo untuk membantu beliau adalah bangunlah bangsa ini di atas fondasi kebenaran. Contohlah negara-negara yang indeks Islamicisity-nya tinggi se termasuk juga Jepang yang tidak yang bukan merupakan negara dengan agama samawi. Contohnya adalah jika politisi salah mengaku tidak apa-apa. Yang kedua, laksanakan polisi. Implementasinya dengan disiplin, bukan hanya retorika. Dan yang ketiga, korupsi memang ada, tapi harus di-manage serendah mungkin. Ini adalah salah satu solusi dari yang Pak Ponto tadi bilang adalah solusi terhadap perang neocortex. Kenapa? Karena bangsa yang tidak berdiri atas kebenaran, bangsa itu akan hilang di tengah era posmo seperti sekarang. Bangsa yang tidak berdiri di atas kebenaran, ya akan hilang. Pasti akan hilang. Iya. Akan hilang, akan pecah karena akan terombang-ambing. Dia tidak beras kebenaran. Opini A dan opini B semua relatif. Akhirnya bicara mengenai konstruktivis. Maka dia harus yakin kebenaran itu dan dia lakukan. Dilakukan ditunjukkan ukurannya salah satunya adalah law enforcement dan etika. Oke. Baik. Itu dua. Yang pertama ya. Yang kedua terakhir nih ya. Iya. Mereka membuat gerakan yang konstruktif untuk menjaga persatuan. Tanya sama saya apa gerakan namanya? Barusan saya beritahu, buatlah gerakan itu menjadi gerakan membangun bangsa negara bersama Presiden Prabao di atas kebenaran. Oke, itu kita harus memperbaiki keadaan. Yang berikutnya kita harus introspeksi diri. Presidential Office harus review semuanya. Kalau perlu semua anggota kabinet security clearance ulang. Security clearance pres ya. Security clearance. Beliau orang intelijen pasti beliau tahu kenapa itu penting. Oh, siapa yang mau diclearance? Siapa yang mau dibersihkan? Semua semua. Semua yang apa kriterianya? Apa maksudnya? Ya, semua yang bekerja untuk presiden harus dong. Enggak. Yang diclearence kan tuh siapa? Yang di yang bekerja, yang diayak tuh siapa? Semuanya harus diclearance lagi bahwa semuanya harus mempunyai collective actions yang tunggal kepada Presiden Prabowo. Kalau tidak sehingga karena gini, Mas. Karena presiden itu boleh saja di-advice oleh mantan presiden, tapi presiden itu harus punya freedom of action sendiri dan itu publik bisa menilai. Jadi, presiden tidak perlu capek meyakinkan publik bahwa beliau layak didukung, layak mendapat legitimasi, beliau ada presiden yang independen. Kepercayaan itu akan datang otomatis. Itu yang kedua. Yang berikutnya, Indonesia itu mempunyai semua variabel untuk pecah atau paling tidak diawali demokrasi yang collaps. Ada penelitian Mas Budiman dari Dkin and Skin. 62 negara, 32 negara collaps, 30 tidak collaps. Ada 11 variabel dari institusional, faktor sejarah, ekonomi, sosial, politik, dan faktor eksternal. Indonesia punya semuanya. Kita negara dengan majemuk sebanyak ini, kita presidensiil. Kita negara kesatuan harusnya biasanya itu adalah parlementer dan negara serikat. Tapi kita bersatu dan presidensialil. Jadi resiko untuk pecahnya semakin besar. Presiden itu harus benar-benar sanctified menjalankan order yang diberikan. Itu pentingnya harus mendapatkan collective action yang kompak dari seluruh elemen. Kalau presiden mau meyakinkan seluruh elemen di luar kantor kepresidenan, presiden harus bisa meyakinkan di dalam dirinya sendiri. Itu. Oke, cukup. Oke, itu aja dari saya. terakhir dan terakhir kita menghadapi ancaman yang irreguler sangat sulit itu seperti makan sup dengan pisau. Jadi presiden itu sudah banyak PR. Jadi tolong kita semua solid untuk mendukung. Siapa yang berkomitmen mendukung bekerja untuk beliau harus komit untuk totalitas pada beliau sebagai presiden, kepala negara dan kepada kepala pemerintahan. Saya rasa itu saja sehingga mekanisme ekspresi politik dari warga negara itu bisa disalurkan dengan benar, Pak. Bisa dilar benar. Karena pada akhirnya perbedaan pendapat dalam demokrasi itu adalah biasa. Selesaikan secara persuasif. Biasanya aktor negara karena karena ada kekuatan yang absolut di tangan mereka tergoda untuk melakukan political pressure. Political pressure itu contohnya adalah permainan hukum, permainan politik dan akhirnya melahirkan menggenerate counter mazer dari Arton nonstate. Akhirnya turun degrade lagi menjadi political violence. Apa yang dibilang Bapak itu Bapak Presiden Presiden bilang apa? Ancaman teror dan segala macam tidak menutup kemungkinan akan berbuah sampai ke sana. Bahkan insurgency mau memisahkan diri ujung-ujungnya apa? Disintegrasi. Sebelumnya diawali oleh perang saudara. Jadi itu aja masukan dari saya bahwa kita harus kompak menjaga perjalanan ke depan. Terima kasih. Soliditas untuk kebenaran gitu ya. Transformasi nasional hasilnya. Jadi jangan kejar dulu hasilnya, prosesnya diikut. Sebelum saya ke Mas Budiman, saya ke Ibu dulu. Ada yang mau sampaikan, Bu? Terakhir enggak? Ada. Cukup. Eh, haji. Kalau gitu saya ingin sampaikan salam saya untuk keluarga Ibu semua. Karena Ibu mencontohkan hal yang baik yang bukan haknya Ibu kembalikan berapapun nilainya. Luar biasa. Silakan Mas Budiman. Saya di usia 55 tahun ini masa lagi serak kebetulan dikasih kesempatan untuk belajar melihat persoalan sosial dari kacamata seekor itik sedikit demi sedikit belajar melihat fenomena sosial dari kacamata elang. Saya belajar dari Pak Prabowo mulai dari mencoba hal-hal yang induktif kecil, mengadvokasi tanah, demonstran mahasiswa, demonstran gerakan tani, berkesempatan ngobrol dengan orang-orang di pemerintahan dengan berbagai macam ilmu ekonomi politik, geopolitik bukan membuat saya makin yak bukan membuat saya merasa lebih superior karena itu, tapi menyadarkan saya betapa masih inferiornya saya. Masih belum banyak yang saya ketahui. Tapi yang sedikit saya ketahui itu mau saya bagi dengan teman-teman. Ini dari pengalaman itik sampai pengalaman belajar terbang seperti elang bersama Pak Prabowo. Sebelumnya bersama Pak Jokowi bersama Ibu Megawati. Terima kasih untuk mereka semua. Kesimpulan saya begini. pengalaman itik dalam belajar menjadi elang. Ya, jika sebuah negara sumber daya alamnya kaya, sumber daya manusia maju, demokrasinya liberal, punya senjata nuklir, dia akan menjadi super power dan cenderung enggak mau diganggu. Di dunia cuma satu, namanya Amerika Serikat. Jika ada sebuah negara sumber daya alamnya kaya, sumber daya manusia maju, sistem politiknya tidak liberal, punya senjata nuklir, dia juga akan jadi super power tapi cenderung melawan super power yang pertama. Itulah Rusia, itulah China. Jika ada sebuah negara sumber daya alamnya maju, sumber daya manusianya biasa, demokrasinya liberal, punya nuklir, akan banyak konflik sosial, tapi dia cenderung untuk tidak pecah belah. Itulah India, itulah Pakistan. Jika ada sebuah negara sumber daya alamnya biasa, sumber daya manusia maju, sistem demokrasi liberal, dia punya senjata nuklir, dia tidak akan punya jadi super power karena sumber daya alamnya miskin. Itulah Eropa. Tapi jika ada negara, sumber daya manusia biasa-biasa aja, sumber daya alamnya kaya raya, sistem politiknya liberal dan tidak punya nuklir, di dalam sistem dunia, mereka menjadi objek dan mudah ketegangan sosial di dalamnya, mudah berkelindan, bertumpuk kepentingan dengan kepentingan global. karena kekayaan sumber daya alamnya, tapi belum rendahnya, belum tingginya kualitas sumber daya manusia. Itulah Indonesia, itulah Amerika Latin, itulah Afrika. Bangsa ini punya sejarah tidak menghargai orang miskin dan orang cerdas. Punya sejarah dua kelompok masyarakat yang paling disakiti di bangsa ini, praik maupun sta republik, orang miskin dan orang cerdas. Pak Prabowo lagi mencoba menghargai orang miskin, sekolah, rakyat, makam bergesi gratis, cek pengesatan gratis, apalagi ee sekolah unggulan gaur di pelosok-pelosok daerah mencoba menghargai orang miskin sekaligusnya orang cerdas. Tidak sempurna pasti. Tidak sempurna pasti. Karena beliau menyadari bahwa prasyarat untuk mencapai itu semua harus ada persatuan. Mungkin harga persatuan yang beliau bayar tidak sanggup untuk kita semua tanggung. Persatuan untuk stabilitas untuk mengerjakan PRPR tadi. Ya, itulah kenapa saya 2023 mendukung Pak Prabowo meskipun kami pernah berhadapan. Berhadapan bukan sekedar persaingan politik, kampanye pemilu saya kalah. bukan life and death. Tapi bagi orang yang pernah berhadapan sering, kita bisa belajar cara berpikir mereka yang berhadapan dengan kita. Dua orang jenderal yang pernah bertarung dari dua kubu berbeda jauh lebih bisa berbicara satu sama lain ketimbang pada presidennya masing-masing. Een How jauh lebih bisa bicara dengan Romel ketimbang Ison Howard ngomong dengan Truman misalnya daripada Romel ngomong dengan Hitrel. Hitrel misalnya. Saya ingin mengatakan proses inilah proses dialektika, inilah proses sejarah. Ini sedikit yang saya tahu, lesson learn yang saya dapat dari pengalaman saya menjadi itik dan sekarang belajar menjadi elang. Mungkin ini tidak mengaduk-ngaduk emosi kita. Mungkin ini tidak terlalu sensasional sebagai sebuah kesimpulan. Tapi percayalah bangsa-bangsa yang besar maju lahir dari menyadari proses betapa sedikitnya kita punya, betapa sedikitnya kita tahu dan pada akhirnya melihat perjalanan ini sebagai sebuah long march. Bukan sekedar perjalanan 5 tahunan yang diatur oleh regulasi pemilu, tapi sebuah long Mars. Saya khawatir, saya takut sama seperti Feri. Saya takut anak saya hidup di sebuah negara yang tetap begini-begini saja. Saya takut anak saya hidup di sebuah negara di mana orang miskin dan orang yang kreatif dan orang cerdasnya dinomor duakan. Karena apa? Orang miskin bisa dibayar dengan uang Rp100.000, Rp200.000. Orang susah dibayar dengan Rp100.000, Rp200.000. Orang cerdas hanya digaji R juta per bulan atau 4 juta per bulan seperti pang. Bayangkan. Kaget sayaan sebut saya. Bayangkan kalau orang cerdas digaji R juta per bulan, 4 juta per bulan, orang miskin cukup dikasih Rp00.000, R00.000 itu bikin kerusuhan orang susah. Oligarki yang akan berkuasa. Ya, itu ingat luar biasa. Ini malam ini merupakan rakyat bersuara yang paling panjang dan karena itulah komitmen dari kami untuk tetap mengawal demokrasi yang tetap bermartabat, tetap mengawal suara rakyat untuk kebaikan dan menuju kebenaran sehingga Indonesia akan semakin maju, Indonesia akan semakin teringatkan dengan masa lalu yang harusnya dihindari. dan Indonesia akan menuju pada kejayaannya. Itu harapan kita. Sama-sama. Inilah rakyat bersuara. Sampai jumpa pekan depan. Saya Aimanucako. Salam. [Musik] [Musik] [Musik] [Musik] Cara ini dipersembahkan

Terungkap Dalang Demo Rusuh hingga Ferry Irwandi Bungkam Pendukung Pemerintah di Rakyat

Aksi demonstrasi yang berujung ricuh kembali terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Massa yang awalnya menyuarakan aspirasi secara damai berubah menjadi kericuhan setelah terjadi benturan dengan aparat keamanan. Situasi ini menambah catatan panjang aksi unjuk rasa di tanah air yang kerap berakhir dengan kerusakan fasilitas umum, korban luka, bahkan jatuhnya korban jiwa.

Demo yang digelar oleh berbagai elemen masyarakat ini berangkat dari keresahan terhadap sejumlah isu nasional, mulai dari kebijakan pemerintah, kenaikan harga kebutuhan pokok, hingga dugaan praktik ketidakadilan hukum. Aspirasi yang seharusnya disampaikan lewat jalur damai, dalam praktiknya seringkali berubah menjadi konflik terbuka di jalanan.

Adapun fakta di balik aksi demonstrasi diungkap narasumber kredibel Rakyat Bersuara yang tayang di iNews TV.

Narasumber

1. Ferry Irwandi-CEO Malaka Project
2. Soleman B. Ponto-Kepala Badan Intelijen Strategis 2011-2013
3. Pangi Syarwi Chaniago-Pengamat Politik
4. Irjen Pol. (purn) Aryanto Sutadi-Penasihat Ahli Kapolri
5. Edi Hasibuan-Dir. Eksekutif Lemkapi
6. Mardiansyah Semar-Ketum Rampai Nusantara/Aktivis 98
7. Budiman Sudjatmiko-Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan
8. Haris Azhar-Pendiri Lokataru (Berhalangan)
9. Jusuf Kalla-Wapres ke-10 dan ke-12 RI (TBI)

Berita Selengkapnya baca di: https://inews.id/news

Join membership channel ini dan nikmati berbagai konten eksklusif:
https://www.youtube.com/channel/UCoSkllfpgmFHtbVK835QaQg/join

📰 iNews: Channel Berita Terlengkap, Tercepat, dan Terpercaya di Indonesia
Dapatkan berita terbaru dari seluruh Indonesia dan dunia, mulai dari politik, ekonomi, hukum, kriminal, olahraga, hiburan, hingga peristiwa penting lainnya. Dengan liputan langsung dari lokasi kejadian dan jurnalis profesional, iNews selalu menghadirkan informasi yang cepat, akurat, dan berimbang.

📊 iNews menjadi sumber berita pilihan jutaan masyarakat yang ingin selalu update setiap saat. Jadilah bagian dari komunitas berita terbesar di Indonesia dan nikmati tayangan eksklusif yang tidak Anda temukan di tempat lain.

📌 Jangan lupa
✅ Klik SUBSCRIBE untuk bergabung dengan jutaan penonton setia kami
✅ Aktifkan Lonceng Notifikasi agar tidak ketinggalan berita penting
✅ Bagikan video ini agar lebih banyak orang mendapatkan informasi yang benar

Follow WA Channel https://whatsapp.com/channel/0029Va7scI1LdQekZvLynv1H
Follow our Official TikTok https://www.tiktok.com/@officialinews
Follow our Official Twitter https://twitter.com/officialinews_
Like our Official Facebook https://www.facebook.com/OfficialiNews
Follow our Official Instagram https://www.instagram.com/officialiNews

#RakyatBersuara #FerryIrwandiBersuara #iNews #Aiman #BeritaTerkini #BreakingNews #BeritaHariIni #BeritaNasional #BeritaIndonesia #BeritaDunia #TerlengkapTercepatTerpercaya